Odak-odak merupakan gaya gerakan dasar tarian Karo dengan cak-cak tempo sedang, lebih kurang 90 -98 ketukan per menit dalam skala Maelzel. Berbeda dengan cak-cak "Patam-Patam," dengan tempo lebih cepat, antara 98-105 ketukan per menit dalam skala Maelzel.
Ritme odak-odak digunakan untuk mengiringi gerakan tari berjalan sambil melenggang, dan gerakan tangan berayun-ayun. Jadi, tidaklah berupa sebuah gerakan yang lamban, tapi juga belumlah termasuk gerakan yang cepat.
Pemilihan slogan ini kiranya menyiratkan secara simbolis bahwa gerak pembangunan dan perkembangan literasi di Kabupaten Karo meskipun belum sekelas "gempa" yang mengguncang, tapi tetap berdinamika dengan ritme yang harmonis. Ini juga mencirikan karakter khas kearifan lokal masyarakat Tanah Karo yang lebih menyenangi sesuatu disampaikan secara perlahan, tidak tergesa-gesa, apalagi menggurui.
Aspek harmoni dalam realisme sosial masyarakat Tanah Karo membuat slogan ini menjadi sebuah pilihan yang menarik. Sebuah gerakan dengan ambisi yang realistis, sebuah pinta dengan tujuan yang mulia digapai melalui aksi literasi tanpa mengabaikan kenyataan.
Walaupun berupa aksi sederhana dan bersahaja, tapi para pihak yang terlibat sudah bergerak sekuat tenaga. Jika setiap pihak turut mengambil bagiannya dalam sebuah ritme harmonis sesuai kemampuannya, siapa sangka pada saatnya nanti, ritme itu akan meningkat menjadi "Patam-Patam" atau bahkan gempa literasi.
"Odak-Odak"Â dalam FELSI
Ada rasa senang dan bangga, ketika bisa bersama di satu event dengan anggota keluarga, sanak saudara, para sahabat, dan teman-teman terkasih dalam kegiatan seputar literasi di kampung halaman. Dalam kaitan peringatan Harbuknas di Kab. Karo Tahun 2023, Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Karo menggelar aneka perlombaan dan rangkaian kegiatan bertajuk Festival Literasi, Bahasa, dan Seni (FELSI).
Jenis perlombaan yang digelar meliputi lomba menulis jurnalistik untuk pelajar SMA dan mahasiwa, lomba fotografi untuk pelajar SMP, SMA dan mahasiswa, lomba menulis cerpen anak dan remaja untuk pelajar SD dan SMP, lomba membuat poster untuk pelajar SD dan SMP, serta lomba membuat video/ konten digital untuk umum.
Semangat membangun generasi literasi pada tahun 2023 ini dirayakan melalui sebuah "pesta," dirayakan lewat tulisan, video, dan sastra. Melalui aneka jenis perlombaan yang dilaksanakan lewat FELSI, kiranya para peserta khususnya dan masyarakat umumnya, dapat membaca, menulis, dan melihat Tanah Karo melalui berbagai aksi dan media literasi.
Sebab pada dasarnya berliterasi itu adalah bersenang-senang. Literasi bukan semata milik kelompok "seriusan." Berliterasi itu juga seharusnya bermanfaat sebagai alternatif healing, mengurangi stress.