Pengalaman ibu hari ini di Aberdeen turut membawa serta kenangan ketika dua tahun yang lalu ia masih bersama dengan bapak menikmati salju di Aberdeen. Nyaris persis pada hari yang sama dari dua tahun yang lalu.
Senin (5/12/2022), hari sudah pukul 09.00 waktu setempat di Aberdeen, Skotlandia, tapi matahari belum terbit. Demikian ibu mengabarkan melalui WAÂ grup keluarga.
Pada kesempatan yang lain, di saat hari sudah pukul 16.00 waktu setempat, tapi gelapnya tampak seperti pukul 20.00. Singkat cerita, di sana seringkali matahari baru kelihatan pada pukul 09.00Â dan sudah gelap pada pukul 16.00 waktu setempat.
Dilansir dari laman merdeka.com, belahan bumi Utara dan Selatan mendapatkan jumlah hari dengan sinar matahari yang berbeda-beda pada waktu yang berbeda sepanjang tahun. Hal itu dikarenakan sumbu rotasi bumi yang tidak lurus ke atas dan ke bawah seperti sumbu planet Merkurius atau Jupiter.
Sebaliknya, sumbu bumi miring dengan sudut 23,5 derajat. Itu jugalah faktor yang berperan dalam terjadinya perubahan musim.Â
Di sana disebutkan juga bahwa laju perubahan kemiringan kutub bumi ada hubungannya dengan eksploitasi air tanah. Jadi, perubahan itu berkorelasi dengan pertambahan sumur-sumur bor air tanah, baik untuk keperluan rumah tangga maupun untuk tujuan komersial.
Lalu aku berasumsi dengan rumus hukum kekekalan momentum sudut, L=I x w, dibaca kekekalan momentum sudut sama dengan momen inersia planet bumi dikali kecepatan sudut rotasi bumi. Sebagaimana anak-anak yang baru belajar bermain sepeda, bahwa salah satu jalan agar sepedanya tidak tumbang adalah dengan tetap mengayuh sepeda agar tetap berjalan sekalipun jalannya terseok-seok.
Kubayangkan, bumi dengan porosnya yang miring (dan mungkin akan semakin miring akibat eksploitasi massif air tanah dan hal lainnya) bisa tetap stabil jika kecepatan sudut rotasinya semakin cepat. Sekali lagi ini hanya asumsi pribadi yang bisa jadi salah.
Sebab jika itu benar, rotasi bumi semakin cepat, bukankah pergantian waktu siang dan malam pun akan semakin cepat pula?