Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyinggahi Bengkel Pandai Besi yang Sepi

25 Desember 2022   00:03 Diperbarui: 26 Desember 2022   02:59 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat gagang kayu "sengkir" untuk cangkul (Dok. Pribadi)

Denting suara logam yang beradu dengan palu di atas landasan bengkel bersahaja pada masa itu, bagiku adalah sebuah penanda eksitensi teknologi di desa, yang bahkan canggih pada masanya. Denting suara logam bertalu-talu menyiratkan bahwa di sana ada keahlian dan keterampilan, yang membutuhkan perhitungan dan kecermatan, sekalipun tampilannya tampak kumal dan berdebu.

Pada Rabu, 14 Desember 2022 yang lalu aku kebetulan bertemu dengan pak Tarigan di sebuah balai pertemuan saat menghadiri acara adat kematian kerabat kami. 

Pak Tarigan adalah orang yang kukenal sebagai seorang pandai besi sejak masa kecilku di desa Serdang, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo.

Aku masih mengingat dengan jelas kegemaranku setiap pulang sekolah menonton bapak ini bekerja membuat pisau atau parang di bengkel bersahaja miliknya. Itu adalah masa-masa sekitar tahun 1992, atau 30 tahun yang lalu.

Sebuah perapian tempat ia memanaskan pelat besi atau pelat baja untuk ditempa adalah bagian bengkel ini yang paling aku kagumi. Aku suka mengamat-amati "mesin" unik ini sambil duduk di atas tanah atau berjongkok.

Perapian ini berbentuk sebuah meja persegi empat yang ditopang 4 kaki meja setinggi kurang lebih 70 centimeter, dengan bak berisi abu dapur sisa pembakaran dan kulit kemiri yang merupakan bahan bakar utama perapian. Di tengah bak itu tersusun batu bata yang berfungsi sebagai tungku pembakaran.

Api yang menyala pada tungku pembakaran dihasilkan dari tiupan kipas angin sederhana. Kipas angin ini menyerupai baling-baling yang terhubung dengan karet ke velg bekas roda mobil yang bisa berputar. Putaran ini dihasilkan dari ayunan pedal kayu yang digerakkan secara ritmis dengan kaki.

Velg roda mobil sebagai roda pemutar baling-baling kipas angin pada tungku pandai besi (Dok. Pribadi)
Velg roda mobil sebagai roda pemutar baling-baling kipas angin pada tungku pandai besi (Dok. Pribadi)

Pedal pemutar roda baling-baling kipas angin pada tungku pandai besi (Dok. Pribadi)
Pedal pemutar roda baling-baling kipas angin pada tungku pandai besi (Dok. Pribadi)

Setiap kali pak Tarigan menginjak pedal kayu itu, tiupan angin yang dihasilkannya membuat bara api dari kulit kemiri yang terbakar semakin marak di tungku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun