Mejuah-juah.
Melalui artikel ini, kita akan melihat potret gen kreatif yang berhasil membangun sebuah kedasaran wisata bagi masyarakat di Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Hasilnya tampak melalui pengelolaan sebuah objek wisata baru bernama "Taman 1000 Bunga" oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Raya.
Sekilas Desa Raya
Desa Raya merupakan desa paling Selatan di wilayah Kecamatan Berastagi dan berbatasan langsung dengan kota Kabanjahe, ibu kota Kabupaten Karo. Menurut data "Kecamatan Berastagi dalam Angka" publikasi BPS (2018), luas Desa Raya adalah 5 km2, dan terletak pada ketinggian 1.300 mdpl.
Penggunaan lahan terluas adalah sebagai lahan tegal atau kebun non sawah. Pada sebagian besar lahan itulah warga desa Raya membudidayakan bunga.
Desa ini sudah sejak lama dikenal sebagai daerah penghasil bunga di Tanah Karo. Walaupun pada awalnya sebatas untuk dipasarkan sebagai komoditas perkebunan.
Salah satu jenis bunga yang paling banyak dibudidayakan oleh warga desa Raya adalah bunga krisan. Latar belakang historis riwayat budidaya tanaman hias atau bunga-bunga yang ada di Tanah Karo, termasuk usaha perkebunan bunga yang ditekuni oleh warga desa Raya awalnya diperkenalkan dan dikembangkan oleh orang-orang Belanda.
Khusus mengenai berkembangnya usaha perkebunan bunga oleh warga desa Raya terutama pada sekitar awal tahun 1990-an. Orang yang pertama kali menanam bunga krisan di Desa Raya ini mendatangkan bibit dari Bandung, yang merupakan sentral budi daya bunga Krisan di Indonesia.
Untuk memasarkan hasil perkebunannya, warga desa Raya memiliki sebuah pasar bunga yang sudah cukup tua usianya, diberi nama pasar PU Raya. Pada pasar bunga yang berada di pinggir jalan lintas Kabanjahe -- Medan ini para pedagang yang sebagian besar juga adalah para petani bunga menggelar bunga-bunganya di tepi jalan raya.