"Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan 'hari ini', supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa." - Ibrani 3:13
Realitas hidup seringkali membingungkan kita. Kita mungkin ingin melakukan segala sesuatu yang baik dalam hidup, tapi kenyataannya pada akhirnya kita melakukan hal-hal yang tidak baik.
Tidak hanya membingungkan, realitas hidup bahkan membuat kita menjadi pribadi yang "bebal". Sadar atau tidak, kebebalan membuat kita menjadi pribadi yang terbiasa melakukan berbagai hal yang tidak baik atau bahkan dosa di tengah hari-hari yang jahat ini.
Bekerja adalah hakekat hidup manusia. Ada yang memaknai hidup berkerja sebagai keterpaksaan, beban, kewajiban, sekadar memenuhi kebutuhan, pembuktian diri, dan lain sebagainya. Namun, sepertinya bagi sebagian kecil lainnya ada juga yang memaknai hidup bekerja sebagai ibadah.
Adalah baik dan terpuji bila kita sampai kepada pemaknaan tentang bekerja sebagai ibadah. Pemaknaan ini sejalan dengan pandangan bahwa bekerja adalah jalan untuk memuliakan hidup.
Pekerjaan yang menjadi ibadah sejati adalah pekerjaan yang berguna bagi orang yang mengerjakannya, berguna bagi orang lain, dan memuliakan Tuhan. Ketiga hal itu bisa dikatakan adalah gambaran ideal tentang hidup bekerja yang mungkin merupakan dambaan setiap orang. Adakah orang yang dengan sadar dalam hidupnya bekerja agar ia merasa tersiksa, tersandera, terbebani, dan dibayangi perasaan bersalah atas apa yang dikerjakannya?
Bagaimanakah caranya agar pekerjaan kita menjadi pekerjaan yang memuliakan hidup?
Pertanyaan ini bisa jadi terasa sebagai pertanyaan yang menjukkan rasa skeptis dan pesimis. Tapi rasanya itu wajar, karena pada kenyataannya banyak sekali orang bekerja yang pekerjaannya menyakiti hidup orang lain atau bahkan hidup mereka yang melakukan pekerjaan itu sendiri. Bahkan siapa tahu, kita juga menyakiti hati Tuhan melalui apa yang kita kerjakan.
Tidak kurang banyak orang bekerja yang mengeluhkan bahwa mereka tidak bahagia dengan apa yang mereka kerjakan. Ketidakbahagiaan ini adalah bukti kegagalan kita menjadikan pekerjaan kita sebagai jalan untuk memuliakan hidup.
Memuliakan hidup melalui pekerjaan sama artinya menjadi manusia yang hidup mulia karena mengerjakan sesuatu yang mulia. Memuliakan hidup bukanlah sekadar tujuan akhir, tapi merupakan sebuah proses yang memerlukan perjuangan tanpa henti, selama hayat dikandung badan.