Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Nikmat dan Khasiat "Cingcang Umbut", Sayur Batang Pisang Khas Karo

21 Juli 2022   16:50 Diperbarui: 24 Juli 2022   11:24 2493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengiris tipis-tipis ruas batang pisang yang sudah dikupas untuk diolah menjadi cingcang umbut (Dok. Pribadi)

Nyala api semarak dari tungku yang penuh dengan kayu bakar. Beberapa batang kering pohon kopi dijejalkan ke dalam lubang tungku yang di atasnya terpampang sebuah belanga besar, tempat memasak sayur dalam porsi besar yang telah terisi air.

Menu untuk makan siang kali ini bukan masakan biasa. Sayur "cingcang umbut" sebagai pelengkap makan siang bagi sekitar 700-an orang yang hadir pada acara adat pemakaman seorang anggota kerabat yang meninggal dunia.

Umbut adalah bagian dalam ruas batang pisang yang masih muda. Sesuai dengan namanya, "cingcang umbut" dalam bahasa Karo berarti daging batang pisang yang masih muda, dicincang, dan dimasak menjadi sayur.

Memasak Umbut

Untuk kebutuhan bagi sekitar 700 orang diperlukan hampir 100 ruas batang pisang yang masih muda. Lagipula ruas-ruas batang pisang itu masih perlu dikupas hingga diperoleh bagian dalam batang pisang yang benar-benar masih muda, bersih, lembut, dan enak ketika sudah matang nantinya.

Mengiris tipis-tipis ruas batang pisang yang sudah dikupas untuk diolah menjadi cingcang umbut (Dok. Pribadi)
Mengiris tipis-tipis ruas batang pisang yang sudah dikupas untuk diolah menjadi cingcang umbut (Dok. Pribadi)

Beberapa orang pria yang berperan sebagai anak beru dalam pesta adat itu bertugas memasak di dapur. Sebagian memotong daging babi, sebagian lagi mengiris tipis-tipis daging batang pisang yang sudah dikupas.

Mengiris umbut atau batang pisang yang masih muda susah-susah gampang juga. Susah karena mengirisnya harus tipis-tipis, jadi cukup membikin bosan karena setiap orang harus mengiris ratusan atau bahkan ribuan kali beberapa ruas batang pisang sampai habis.

Namun, gampang juga karena batang pisang muda itu sangat lembut sehingga cukup diiris dengan pisau kecil saja. Butuh waktu sekitar dua jam bagi kami berlima untuk menuntaskan irisan hampir 100 batang pisang, dengan kata lain butuh waktu 6 menit untuk mengiris satu ruas batang pisang.

Mengiris tipis-tipis ruas batang pisang yang sudah dikupas untuk diolah menjadi cingcang umbut (Dok. Pribadi)
Mengiris tipis-tipis ruas batang pisang yang sudah dikupas untuk diolah menjadi cingcang umbut (Dok. Pribadi)

Hasil irisan batang pisang yang tipis-tipis itu akan disuwir atau disobek-sobek kecil lagi sebelum dicampur dan dimasak bersama dengan kacang hijau dan bumbu-bumbunya. Untuk mencegah agar irisan batang pisang tersebut tidak bertambah lama berubah warna menjadi hitam karena pengaruh getah batang bisang, maka hasil irisan itu perlu diperciki dengan campuran air asam patikala (asam cekala).

Selain bagian dalam batang pisang sebagai bahan utama cingcang umbut ini, bahan lainnya adalah kacang hijau. Kemudian daging campurannya bisa dipakai daging dan tulang sapi atau babi (sesuai dengan selera, segmen undangan hajatan, dan keyakinan yang melaksanakan hajatan).

Daging bahan campuran itu dipotong kecil-kecil sedemikian rupa. Kacang hijau sebagai campuran cingcang umbut harus sudah lebih dahulu direndam dari malam hari sehingga sudah lunak saat dimasak besok paginya.

Selain bahan-bahan utama itu, bahan-bahan lainnya pada dasarnya sering kita jumpai sebagaimana saat kita memasak pada umumnya. Antara lain dibutuhkan garam dan santan kelapa. Sementara itu, untuk bumbunya diperlukan bawang merah, bawang putih, cabe, jahe, kemiri, ketumbar, kunyit, lengkuas, serai, daun salam, asam cekala (patikala).

Diperlukan orang berpengalaman yang mampu menakar dengan tepat bumbu yang diperlukan untuk kebutuhan memasak dalam jumlah besar bila kita mengolah bumbu sendiri. Namun, bila mau cara gampang maka cukup pesan saja di pasar sesuai dengan taksiran porsi yang akan dimasak.

Sesaat menjelang seluruh bahan batang pisang selesai diiris, daging yang telah dipotong-potong dan tulang yang telah disiapkan direbus dalam belanga sampai setengah empuk. Setelah itu, masukkan bumbu halus yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabe, jahe, kemiri, ketumbar, dan kunyit yang sudah dihaluskan. Kemudian masukkan lengkuas, serai, daun salam, dan taburkan garam.

Sementara itu, asam cekala (patikala) dimasukkan belakangan menjelang masakan matang karena asam cekala akan mengurangi kadar tingkat keasinan masakan. Setelah itu didihkan semua bahan sambil diaduk-aduk sesekali.

Cingcang umbut yang sudah hampir matang (Dok. Pribadi) 
Cingcang umbut yang sudah hampir matang (Dok. Pribadi) 

Setelah campuran bumbu mendidih, masukkan umbut pisang yang sudah disuwir dan kacang hijau yang sudah direndam. Kemudian aduk dan campur seluruh bahan hingga merata, lalu tunggu hingga umbut, kacang hijau, dan dagingnya menjadi empuk.

Setelah itu masukkan santan lalu aduk sampai mendidih. Bila rasa garamnya sudah cocok maka sajian cingcang umbut yang nikmat dan penuh khasiat siap untuk dihidangkan.

Khasiat Batang Pisang

Sajian cingcang umbut ini sekilas kelihatan sangat bersahaja. Namun, selain terasa nikmat bagi yang menyukainya, umbut atau batang pisang juga menyimpan segudang khasiat dan manfaat bagi kesehatan.

Menyadari manfaat itu, maka tidak mengeherankan mengapa batang pisang yang telah dipotong-potong kecil dan dikemas dalam bungkusan plastik dijual di supermarket Amerika Serikat seharga 5,95 dollar atau sekitar Rp 85.000.

Menurut para ahli, sebagaimana dikutip dari laman health.grid.id, batang pisang bagian dalam memiliki banyak kandungan nutrisi seperti tanin, gula, vitamin A, vitamin B, vitamin C, saponin zat tepung, kalium, serotonin, hidrokitiptamin, dan neropinefrin.

Batang pisang bermanfaat bagi kesehatan antara lain untuk detoksifikasi sistem pencernaan. Jus batang pisang dapat membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh, dan sangat efektif membersihkan sistem pencernaan.

Selanjutnya, batang pisang juga berkhasiat mengobati batu ginjal dan infeksi saluran kemih. Jus batang pisang yang dicampur dengan kapulaga sangat berkhasiat melemaskan kandung kemih dan mencegah penyakit batu ginjal.

Sedangkan, bila dicampur dengan jeruk nipis, batang pisang bermanfaat untuk mencegah pembentukkan batu ginjal. Selain itu, campuran ini juga membantu menghilangkan rasa sakit yang disebabkan infeksi saluran kemih.

Kandungan serat yang banyak dalam jus batang pisang juga bermanfaat memperlambat pelepasan gula dan lemak dalam sel-sel tubuh manusia.

Oleh sebab itu, batang pisang berkhasiat meningkatkan metabolisme tubuh yang bermanfaat dalam menahan laju kenaikan berat badan.

Jus batang pisang kaya akan vitamin B6 dan zat besi yang dapat meningkatkan jumlah hemglobin manusia. Kaya akan kandungan kalium juga membuat batang pisang sangat bermanfaat mengontrol kolesterol dan tekanan darah tinggi.

Jus batang pisang juga bermanfaat mengatasi sakit lambung atau asam lambung. Jus batang pisang efektif membantu mengatur kadar asam dalam tubuh dan mengembalikan keseimbangan sehingga bermanfaat mengatasi perut perih akibat asam lambung. Jus batang pisang cocok dikonsumsi setiap hari sebelum sarapan pagi untuk menetralkan lambung akibat asam lambung.

Bukankah sesuatu yang nikmat sekaligus sehat, berkhasiat, dan penuh manfaat adalah kombinasi berbagai hal baik yang tidak selalu bisa kita dapatkan dalam satu kemasan pada satu kesempatan? Namun, kita bisa mendapatkannya di dalam batang pisang melalui sajian cingcang umbut yang bersahaja.

Mejuah-juah.

Pojok Baca: 1, 2, 3, 4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun