Apa yang kita makan, dan bagaimana cara kita makan, merupakan potret diri kita. Ia menunjukkan siapa kita di antara orang-orang yang hidup di berbagai tempat dan segala zaman.
Hari masih gelap meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 5.00 WIB. Beberapa orang pria tampak akan segera memulai sebuah kesibukan di sebuah dapur.
Satu orang dari mereka menurunkan satu potongan besar paha babi yang tergantung di salah satu sudut dapur. Sementara yang seorang lagi dengan sigap membentangkan selembar alas plastik, menempatkan dua talenan besar dari potongan kayu di atasnya, lalu menyiapkan pisau dan parang.
Mereka sedang bersiap memasak sarapan pagi, tapi itu bukan sarapan pagi biasa. Mereka yang disebut anak beru, bertanggung jawab menyiapkan jamuan makan dalam sebuah pesta adat menurut adat istiadat Karo.
Anak beru bertanggung jawab mempersiapkan dan mensukseskan pelaksanaan seluruh tahapan pesta adat. Bukan hanya menyiapkan konsumsi mulai dari berbelanja hingga memasak, tapi juga menyiapkan dan menyampaikan surat undangan, mempersiapkan tempat dan peralatan pesta, serta menyusun dan membawa jalannya acara pada hari H pesta adat.
Anak beru adalah pihak penerima istri, sedangkan pihak pemberi istri disebut kalimbubu. Anak beru bisa pula berarti pihak keturunan dari ibu, di mana saudara laki-laki dari ibu ini atau keturunannya yang laki-laki menjadi pihak kalimbubu.
Kalimbubu karena perannya itu menjadi pihak yang patut untuk dihormati dalam sistem adat Karo. Salah satu wujudnya tampak melalui penyiapan jamuan makan pesta adat dengan baik oleh anak beru-nya.
Potret tata laksana jamuan makan pesta adat dalam adab orang-orang masa kini dapat kita lihat dalam beberapa kenyataan berikut ini. Â Â
1. Pro dan Kontra dalam Menyiapkan JamuanÂ
Dalam perkembangannya, berbagai hal mengalami penyesuaian dalam pelaksanaan pesta adat Karo. Termasuk dalam menyiapkan jamuan makan, kini seringkali sudah disiapkan oleh pengusaha jasa boga atau katering.