"Terima kasih, karena kita bisa berkumpul hari ini, walaupun kami hanya berani bermimpi. Tuhan menggerakkan orang-orang untuk menunjukkan kasihNya kepada kami, di antaranya melalui pembangunan gereja di Siosar."
Kutipan di atas diucapkan oleh salah seorang pelayan jemaat gereja Bekerah Simacem, Siosar, dalam rapat panitia pembangunan gereja Bekerah Simacem, pada Sabtu, 23 Januari 2021 yang lalu. Kejadiannya sekitar 10 bulan yang lalu.
Bekerah dan Simacem adalah dua desa yang terdampak erupsi Gunung Sinabung pada 2010 yang lalu. Ini adalah erupsi yang pertama sejak letusan Sinabung yang terakhir kali pada tahun 1600 lampau menurut beberapa catatan. Kejadiannya sekitar 410 tahun berselang.
Masa 10 bulan atau 410 tahun, atau hanya sehari, adalah rentang waktu yang menyatakan ukuran suatu masa penantian. Masa penantian disebut juga masa advent dalam kalender gerejawi.
Advent dalam gereja Kristen, baik Katolik maupun Protestan adalah sebuah periode sebelum Natal. Advent berasal dari kata adventus dalam bahasa Latin, yang berarti kedatangan.
Selain masa menyiapkan diri untuk menyambut datangnya Natal, advent juga bisa diartikan masa penantian kedatangan Yesus yang kedua kalinya pada akhir zaman. Biasanya manusia senang menantikan hadirnya apa yang diharapkan, adakah yang menantikan bencana hadir dalam hidupnya?
Sekilas Desa Bekerah Simacem, Dulu dan Kini
Desa Bekerah dan Simacem merupakan dua di antara beberapa desa yang paling terdampak erupsi Gunung Sinabung. Desa itu kini sudah tertimbun oleh material vulkanik Gunung Sinabung dan tidak layak lagi untuk ditinggali.
Lebih kurang 5 tahun terakhir, warga kedua desa ini bersama warga desa Sukameriah telah tinggal menetap di sebuah kawasan relokasi yang disiapkan oleh pemerintah bernama Siosar. Warga di kawasan relokasi mendapatkan fasilitas rumah hunian, lahan pertanian, fasilitas umum, dan fasilitas sosial, salah satunya adalah gedung gereja.
Ada sebuah bangunan gereja oikumene bernama "Bahtera Kasih Siosar" yang digunakan secara bersama-sama oleh beberapa denominasi gereja. Kesulitan dalam pengaturan jadwal ibadah membuat ibadah tidak bisa selalu berjalan baik, sehingga jemaat terkadang tidak bisa khusyuk beribadah.