Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Damainya Seperti Gunung

24 Mei 2021   23:44 Diperbarui: 25 Mei 2021   00:08 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nasihat praktis untuk menikmati hidup tidak mempunyai nilai yang kekal, seandainya tidak ada kehidupan sesudah kematian." Dr. Rainer Scheunemann.

Kulayangkan pandangan ke arah gunung-gunung pada suatu sore. Dari sana aku terkenang nasihat bijak dalam sebuah persekutuan.

Kematian menyamaratakan segala sesuatu yang hidup. Hikmat kebijaksanaan Sang Pencipta yang tak terbatas menyamaratakan segala ciptaan dalam hikmat kebijaksanaannya yang tidak tak terbatas.

Hendaklah setiap orang tidak bermegah atas dirinya sendiri. Tidak juga sebaliknya, meratapi nasibnya sendiri.

Melainkan dengan penuh syukur menerima apa yang dia miliki dengan tidak membanding-bandingkan seorang dengan yang lain. Adalah kasih, di atas semuanya itu, sebagai pengikat yang menyatukan dan menyempurnakan.

Kupandangi lagi damainya gunung-gunung. Damainya seperti kasih, mendatangkan penerimaan yang melampaui segala batasan.

Bukit dan lahan pertanian dengan latar belakang gunung
Bukit dan lahan pertanian dengan latar belakang gunung
Sang Pencipta sering kali bersabda kepada insan di atas gunung-gunung. Panggilan damai yang lembut, tapi juga lantang.

Tentang hakikat kesementaraan. Tentang kesementaraan dari semua kesenangan.

Dari atas gunung-gunung, kita merasakan kecilnya diri berdiri di antara luasnya alam raya. Penting untuk mengekang keinginan, sumber dari segala kegundahan yang menyebabkan penderitaan.

Ke gunung, belajar merasakan kedamaian alam dalam kekangan keinginan. Salam kebajikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun