"Nasihat praktis untuk menikmati hidup tidak mempunyai nilai yang kekal, seandainya tidak ada kehidupan sesudah kematian." Dr. Rainer Scheunemann.
Kulayangkan pandangan ke arah gunung-gunung pada suatu sore. Dari sana aku terkenang nasihat bijak dalam sebuah persekutuan.
Kematian menyamaratakan segala sesuatu yang hidup. Hikmat kebijaksanaan Sang Pencipta yang tak terbatas menyamaratakan segala ciptaan dalam hikmat kebijaksanaannya yang tidak tak terbatas.
Hendaklah setiap orang tidak bermegah atas dirinya sendiri. Tidak juga sebaliknya, meratapi nasibnya sendiri.
Melainkan dengan penuh syukur menerima apa yang dia miliki dengan tidak membanding-bandingkan seorang dengan yang lain. Adalah kasih, di atas semuanya itu, sebagai pengikat yang menyatukan dan menyempurnakan.
Kupandangi lagi damainya gunung-gunung. Damainya seperti kasih, mendatangkan penerimaan yang melampaui segala batasan.
Tentang hakikat kesementaraan. Tentang kesementaraan dari semua kesenangan.
Dari atas gunung-gunung, kita merasakan kecilnya diri berdiri di antara luasnya alam raya. Penting untuk mengekang keinginan, sumber dari segala kegundahan yang menyebabkan penderitaan.
Ke gunung, belajar merasakan kedamaian alam dalam kekangan keinginan. Salam kebajikan.Â