Tidak terlalu buruk. Apa yang ada itulah yang terbaik.
Peristiwa kemarin, kejadian hari ini, tidak pernah cukup menyingkap tabir masa depan. Jari-jemari berkejaran mengalahkan akal. Meskipun takpernah lari gunung dikejar.
Mengudar soal sering kali meskipun tak jelas pasal. Sebagian hal terjadi, sebagian lagi khayal belaka. Sebagian percaya meski tak terlihat kasat mata, sebagian lagi percaya hanya apa yang tampak nyata.
Sungguhkah berbahagia yang percaya walaupun tidak melihat? Selalu ada pilihan jalan lain. Datang sebuah jawaban tanpa suara, untuk sebuah tanya dalam bisu.
Oh, rupanya ini hanya tanya jawab tanpa soal. Bertemu tanpa bersua muka. Paradoks keheningan yang riuh. Damai yang melampaui akal, tapi bisa juga menjadi huru-hara.
Ya, apa yang ada itulah yang terbaik. Menjalin jemari, memelihara hati dan pikiran. Tersisa sedikit kenyataan, meskipun hanya terasa dalam semilir angin, dan keramahan dalam bisunya malam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI