Hamba sahaja manut dan taat, seringkali didasari oleh kemampuan merasakan hadirnya kuasa. Lebih dari itu, sebagian hamba mampu setia karena merasakan hadirnya kemurahan hati yang tulus tanpa prasangka.
Keduanya mendatangkan berkat dan kebaikan. Sebab bila bukan demi pahala, sekurangnya adalah keharusan demi dapur ngebul penyambung nyawa. Asa dari sebuah periuk tua di atas tungku kayu bakar yang hampir padam.
Seiring memudarnya ketaatan dan kesetiaan, sesungguhnya pada saat yang sama hadirnya berkat dan kebaikan taklagi terasa. Hidup hanya untuk hidup, ada hanya untuk ada, tiada tanpa makna.
Dalam dunia tanpa hamba, tuan pun tiada. Dalam dunia hamba hanya tersisa periuk tua. Â Dalam dunia tuan tersedia hukum rimba.
Siapa kuat, siapa cepat, siapa lihai, bertahan paling lama. Sebab yang baik, taat, dan setia tidak pernah cukup. Ia terkadang tumpas, seolah takpernah ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H