Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Periuk Tua dan Tungku yang Hampir Padam

2 Mei 2021   03:32 Diperbarui: 2 Mei 2021   03:49 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Periuk tua dan tungku kayu bakar (Dokpri)

Hamba sahaja manut dan taat, seringkali didasari oleh kemampuan merasakan hadirnya kuasa. Lebih dari itu, sebagian hamba mampu setia karena merasakan hadirnya kemurahan hati yang tulus tanpa prasangka.

Keduanya mendatangkan berkat dan kebaikan. Sebab bila bukan demi pahala, sekurangnya adalah keharusan demi dapur ngebul penyambung nyawa. Asa dari sebuah periuk tua di atas tungku kayu bakar yang hampir padam.

Seiring memudarnya ketaatan dan kesetiaan, sesungguhnya pada saat yang sama hadirnya berkat dan kebaikan taklagi terasa. Hidup hanya untuk hidup, ada hanya untuk ada, tiada tanpa makna.

Dalam dunia tanpa hamba, tuan pun tiada. Dalam dunia hamba hanya tersisa periuk tua.  Dalam dunia tuan tersedia hukum rimba.

Siapa kuat, siapa cepat, siapa lihai, bertahan paling lama. Sebab yang baik, taat, dan setia tidak pernah cukup. Ia terkadang tumpas, seolah takpernah ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun