Lagu ini ditulis berlandaskan lirik sebelumnya yang ditulis oleh Ray Heffernan, seorang penyanyi dan penulis lagu berkebangsaan Irlandia, pada tahun 1996. Lagu ini menjadi single Robbie Williams yang paling laris, dan terpilih sebagai lagu terbaik di perhelatan The Brit Awards pada 2005.
Selain versi kover oleh adik saya itu, lagu ini tentu saja sudah pernah dikover oleh beberapa artis kondang, termasuk Jessica Simpson, David Archuleta, Beverley Knight, All Angels, Declan Galbraith, dan Josh Groban. Selain itu, lagu ini juga sudah digubah dan dinyanyikan dalam berbagai bahasa, seperti misalnya ke dalam bahasa Spanyol dengan judul "Angel" oleh penyanyi Mexico, Yuridia dan Marco More, dan ke dalam bahasa Italia dengan judul "Un Angelo" oleh Patrizio Buanne.
Ray Heffernan mengatakan bahwa dalam hidup kita bisa merasa marah atas berbagai hal. Namun, ketika kita bertambah tua, kita mulai melihat berbagai hal dari sudut pandang yang berbeda.
Begitu pula kita, saat muda mungkin kita merasa terlalu banyak hal yang terlalu diatur oleh ibu kita. Namun, seiring waktu berjalan, kita bertambah tua. Ketika ibu kita semakin uzur akibat dimakan usia, atau bahkan telah tiada, baru kita menyadari betapa besar perlindungan, cinta, dan kasih sayang yang telah dia curahkan bagi kita.
Cinta dan kasih sayang ibu seperti desau gemuruh air. Gambarannya seperti ketika kita berada di bawah dan menatap aliran air terjun di atas kita. Ya, cinta dan kasih sayang ibu seperti sungai. Selalu baru, sekaligus tetap setia setiap saat.
Maka, tak salah bila Aberdeen Press and Journal menyatakan bahwa "Angels"Â adalah bagian terkuat dari album The Life Thru a Lens. Liriknya tampil dengan makna yang kuat dan mendalam.
Pada tahun 1997, "Angels" adalah lagu paling laris urutan ke-38 di Inggris Raya, dan urutan ke-26 pada 1998. Bahkan dalam satu dekade, lagu itu menjadi lagu single paling laris urutan ke-34. Lagu itu sudah terjual hingga 1,2 juta salinan di Inggris hingga November 2012. Lagu "Angels" juga pernah dinyanyikam oleh Robbie Williams pada upacara pembukaan Piala Dunia (FIFA World Cup) tahun 2018.
Terlepas dari berbagai capaian dan penafsiran banyak orang atas latar belakang dan makna lagu itu, begitulah halnya pemaknaan akan kehadiran sosok ibu. Dia, malaikat tak bersayap itu, tidak habis-habisnya mengambil tempat dalam hati sanubari insan manusia, dan mengilhami lahirnya berbagai karya dalam berbagai bentuk dengan beragam sudut pandang dari orang-orang di seluruh penjuru dunia.
Ibu adalah malaikat yang "sayapnya" tidak pernah terlipat untuk hal-hal yang dipandangnya perlu untuk diperjuangkan mati-matian. Tak jarang, hal-hal itu adalah sesuatu yang jauh dari kepentingan dirinya sendiri.
Lalu bila demikian halnya, mengapa pula kita tidak akan berkata, bahwa bagaimana pun, ibu adalah malaikat yang tetap layak untuk dicintai. Bagaimana pun keadaannya, dan apa pun yang terjadi, karena ibu sudah lebih dahulu menyatakannya bagi kita, anak-anak dan keluarganya. Bahkan sejak anak manusia itu dirajut dalam kandungannya.
"I'm loving angels instead."
