Empat belas tahun yang lalu, bulang kembali ke pangkuan ilahi
Tiga tahun delapan bulan berselang, nini Karo menyusul belahan jiwanya
Tepat seminggu di bulan yang lalu, engkau sudah sebelas tahun meninggalkan kami
Segala kenangan tentang kalian, mungkin tidak pernah pergi
Bila hari-hari adalah diari, segala kenangan itu tertulis pada setiap lembaran baru
Hari berlalu, lembaran berganti, kenangan itu tetap bersemi
Nirmala dan andika masa kecilku
Paduan beleter nan merdesa, pun jatmika nan calak
Getaran rindu nan aksa menuntunku pulang
Kadang kurasakan hangat menyapa, meski tak jua bersua
Sesekali lindap tersamar, sekali-kali tampak jelas, dalam kilatan baswara
Hangat, sekejap saja, menyisakan tanya penuh makna
Senandung didong masa kecil itu, kurasakan bak sumbu asa lembaran hari-hari
Kutuliskan bait-bait aksara dalam sepotong doa
Rindu nan daim di maesan dikara, untuk kalian berdua
Bulang: kakek (bhs. Karo)
Nini Karo: nenek (bhs. Karo) dari klan marga Karo
Nirmala: tanpa cacat cela; bersih; suci; tidak bernoda, melambangkan keindahan yang sempurna
Andika: kata ganti sapaan hormat orang kedua; Tuanku
Beleter: cerewet
Merdesa: layak; patut; sopan
Jatmika: selalu sopan santun
Calak: bagus; elok; cakap; cemerlang
Aksa: jauh
Lindap: redup; mendung; teduh
Baswara: bercahaya
Didong: senandung doa dan kata-kata dalam bahasa Karo (biasanya dinyanyikan orang-orang tua saat akan menidurkan anak-anak, atau saat memberkati anak dan sanak keluarga dalam acara adat)
Daim: kekal; abadi
Maesan: nisan
Dikara: indah; mulia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H