Salah satu prinsip penting dalam budaya dan kehidupan orang Karo adalah "kata persinget". Maknanya bukan sekadar teguran, tapi lebih sebagai tegur sapa lembut penuh perasaan dengan makna yang mendalam untuk kembali mengingatkan nilai kehidupan yang mungkin sudah terlupakan. "Kata persinget" bisa tampil dalam bahasa lisan dan tulisan, termasuk lewat lagu, yang sangat lembut tapi menohok dan menampar perasaan terdalam dengan sangat kerasnya.
Itulah beberapa nilai yang perlu ditumbuhkan kembali, tidak saja di kalangan masyarakat Karo saat ini, tapi manusia dunia dalam arti universal. Sebab, bukan kita manusia tidak paham, tidak mampu, dan tidak bisa. Namun, kita manusia bisa saja lupa.
Demikianlah hasil "cakap-cakap kedai kopi" kami bertiga pada sore hari itu. Cukup panjang? Ya, tentu saja, karena tidak kurang panjang perjuangan yang diperlukan setiap kali kita menemukan kerinduan untuk berbuat kebaikan bagi kampung halaman, sekecil apa pun itu. Apalagi menyangkut diri kita sendiri.
Masih kurang panjang? Ya, tentu saja masih ada kusimpan sebagian. Kusisakan rindu bila itu juga rindumu, agar di lain hari itu tetap menjadi kerinduan kita bersama.
Penting untuk Diingat!
Peranan "cakap-cakap kedai kopi" penting bagi kalak Karo (orang Karo). Filosofi hidup ke-Karo-an banyak dibangun dari percakapan kedai kopi. Namun, tak jarang juga peradaban luhur berakhir, diawali dari percakapan kedai kopi.
Mari, lebih baik banyak bernyanyi, lewat lagu yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H