Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Harmoni di Rinai Rintik Akara

22 Desember 2020   18:03 Diperbarui: 22 Desember 2020   18:19 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Mateusz Dach from Pexels

"Kadang sesuatu hadir begitu sederhana, sehingga kita enggan mengakuinya. Orang sibuk melihat apa yang di seputar mata, dan tak bisa mencapai yang utama." (Ayu Utami, novelis)

Teng, teng
Lonceng berdentang
Rinai rintik damai bersemayam di palung kalbu
Mendamba kehidupan nan ahsan

Tersamar akara harmoni
Rusuh hati dibuai aksa
Watas syukur dan nestapa
Sekejap meredup, sesekali bergelora

Bak anala tersaput anila
Timbul tenggelam, tersipu malu
Mendekap akidah, mendamba aksama
Bakti merenda astu

Sesekali terjatuh jua
Mencoba bangkit, tak jua menyerah
Ambu sempena, membersit harap

Menghabiskan musim, menjura dalam doa
Sukacita, cinta, harmoni perdamaian
Nantikan 'ku jelang

Catatan:
Akidah: iman
Akara: bayang
Aksa: mata
Ahsan: lebih baik
Aksama: ampunan
Anala: api
Anila: angin
Astu: puji
Ambu: aroma
Sempena: berkah
Menjura: membungkuk dengan menangkupkan kedua tangan, dengan maksud menghormat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun