"Kadang sesuatu hadir begitu sederhana, sehingga kita enggan mengakuinya. Orang sibuk melihat apa yang di seputar mata, dan tak bisa mencapai yang utama." (Ayu Utami, novelis)
Teng, teng
Lonceng berdentang
Rinai rintik damai bersemayam di palung kalbu
Mendamba kehidupan nan ahsan
Tersamar akara harmoni
Rusuh hati dibuai aksa
Watas syukur dan nestapa
Sekejap meredup, sesekali bergelora
Bak anala tersaput anila
Timbul tenggelam, tersipu malu
Mendekap akidah, mendamba aksama
Bakti merenda astu
Sesekali terjatuh jua
Mencoba bangkit, tak jua menyerah
Ambu sempena, membersit harap
Menghabiskan musim, menjura dalam doa
Sukacita, cinta, harmoni perdamaian
Nantikan 'ku jelang
Catatan:
Akidah: iman
Akara: bayang
Aksa: mata
Ahsan: lebih baik
Aksama: ampunan
Anala: api
Anila: angin
Astu: puji
Ambu: aroma
Sempena: berkah
Menjura: membungkuk dengan menangkupkan kedua tangan, dengan maksud menghormat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H