Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Guru dan Nyala Api Ilmu Pengetahuan di Masa Pandemi

25 November 2020   10:30 Diperbarui: 25 November 2020   10:43 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Pak STG, Guru Fisika Klasik masa SMU (Dokpri)

Cermin dua arah ini, tidak lagi secara simetris merefleksikan citra diri dari pemiliknya sendiri. Banyak sekali citra lain yang berbaur dalam ruang maya itu bak hantu. Guru mana yang bisa menjamin, apakah muridnya memang hanya mengerjakan tugas pada saat "tatap muka" maya itu, atau jangan-jangan ia bermain game sambil membiarkan layar telefon genggam atau laptop yang menonton dirinya.

Sekarang kalau mau mengatakan, bahwa itu adalah tugas orang tua untuk memastikannya, itu adalah cara-cara guru yang bak pahlawan kesiangan. Bagaimana tidak! Orang tua juga tetap harus bekerja meskipun sekolah sudah, masih dan mungkin akan masih tetap di rumah saja.

Lagi pula, sindir menyindir pergeseran peran guru dan orang tua, dalam hal mendidik anak seperti masa pandemi ini sangat tidak sehat. "Bagaimana, sudah tahu bagaimana rasanya menjadi guru?" kata pihak guru. "Kami yang mengajar anak kami, tapi uang sekolah jalan terus!" kata orang tua yang anaknya sekolah di swasta. Kalau seperti ini terus, paling-paling anak sekolah asyik main game di tengah polemik ayah ibu dan guru-guru yang asyik berperang kata-kata di media sosial. Lalu kemana lagi anak sekolah bercermin?

Bila pandemi covid-19 ini diandaikan sebagai seleksi alam, maka murid yang selamat dan akan terus berkembang adalah murid yang tetap belajar, ada tidak ada guru. Sekolah kini adalah ruang belajar yang nyaris tanpa "guru", karena setiap murid adalah guru itu sekaligus.

Penutup

Kita bisa pandai, menulis dan membaca karena siapa? Tentu saja karena bapak dan ibu guru yang bak pelita, salah satunya. Selamat gari guru, bapak dan ibu guru kami.

Sebagai murid kami tetap merindu, baik bertatap muka atau lewat teknologi antar muka, agar kalian menjadi mak comblang, hingga ilmu pengetahuan bisa tetap menjadi cinta pertama kami, murid-muridmu yang kecil-kecil dan dekil-dekil ini. Tetaplah jaga nyala api itu, meskipun masih pandemi.

Bersama Pak STG, Guru Fisika Klasik masa SMU (Dokpri)
Bersama Pak STG, Guru Fisika Klasik masa SMU (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun