...
Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku
Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
...
"hidup adalah soal keberanian,
Menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah, dan hadapilah"
...
Tiga bait puisi di atas adalah bagian dari delapan bait puisi Soe Hok Gie, yang berjudul "Mandalawangi-Pangrango" yang bertanggal 19 Juli 1966.Â
Seringkali bagi orang-orang yang menyukai "pelarian diri" ke alam liar, puisi-puisi Gie seakan mewakili segala rasa yang bisa terangkum dalam pandangan, pikiran dan perasaan selama menyatu dengan alam.
Pada sebuah kesempatan ketika saya bisa mengunjungi sebuah aliran sungai yang mengalir di bawah kanopi hutan, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan, ada semacam perasaan lepas sejenak dari pikiran yang sumpek.
Dari alam yang terasa menerima keberadaan kita apa adanya. Kecintaan kepada suasana alam yang asri sebagaimana disebutkan Gie, adalah ketenangan dalam kebisuan semesta.