Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mencegah Salah Kaprah Menonton Koran dan Membaca Televisi dengan Kompas

25 Mei 2020   01:42 Diperbarui: 25 Mei 2020   14:47 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Harian Kompas (Foto: Kompas/Hendra A Setyawan)

Opini publik menjadi terbalik karena pewarta berita pun turut memutarbalikkan fakta. Memang tidak kentara tapi terasa. Walaupun hanya beberapa, tapi sering kali menjadi yang paling sering tersebar kemana-mana.

Sebagaimana dikutip dari bebas.kompas.id (22/05/2020), Portal 4 International Media & Newspapers atau 4imn.com menempatkan Kompas di ranking ke-5 dari 200 surat kabar papan atas dunia. Selain itu, dalam daftar 4imn.com juga tercatat surat kabar nasional Indonesia lainnya dalam jajaran 200 surat kabar papan atas dunia ini, yakni Koran Tempo pada ranking ke-131, dan The Jakarta Post pada ranking ke-180.

Tangkapan layar Top 200 Newspapers in the world (Sumber: https://www.4imn.com/top200/)
Tangkapan layar Top 200 Newspapers in the world (Sumber: https://www.4imn.com/top200/)
Kompas, mulai dari tahun pendiriannya pada 1965, terus berupaya mengikuti perkembangan zaman, termasuk perkembangan digital dengan melahirkan portal Kompas.com pada 14 September 1995 dan Kompas.id pada 2017. "Keduanya merupakan ekstensa dari harian Kompas. Di tengah merebaknya hoaks atau berita palsu, Kompas menawarkan jurnalisme berkedalaman," kata Wakil Pemimpin Umum Kompas Budiman Tanuredjo, Jumat (22/5/2020), di Jakarta.

Hal ini tentu sesuatu yang cukup membanggakan kita. Rasanya memang benar, bahwa media dengan jurnalisme berkedalaman itu sangat diperlukan untuk mencerdasakan dan mencerahkan masyarakat kita. Jurnalisme berkedalaman tidak sekadar menyajikan berita yang heboh di judulnya, tapi sebenarnya melacurkan fakta dengan prinsip biar salah asal aman atau biar salah asal heboh, dengan kepentingan terselubung di baliknya.

Selamat kepada Kompas. Sebagaimana kompas yang selalu menunjuk arah utara, semoga surat kabar kompas senantiasa semakin sukses dan selalu setia kepada motonya "Amanat Hati Nurani Rakyat".

Referensi:
kompas.id
4imn.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun