Kesepakatan ini telah ditetapkan dengan mengundangkannya melalui Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 02 Tahun 2018 tentang Hari Jadi Kabupaten Karo. Itu adalah sebuah upaya mencapai kesepakatan bersama yang tidak mudah.
Mungkin datang sudah sangat terlambat, karena bisa jadi kabupaten ini adalah daerah administratif terakhir di republik ini yang mendapatkan tanggal hari kelahirannya. Namun, upaya yang tidak mudah ini tentu adalah hal yang patut disyukuri dan diapresiasi, sekalipun sudah dinantikan sangat lama.
Apa pentingnya mengetahui hari kelahiran? Mungkin adalah sebuah pertanyaan yang sangat klise, sehingga dengan mudah akan mengundang beragam jawaban, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling serius, dari yang paling konyol hingga yang paling masuk akal. Itu adalah sebuah persepsi yang kemungkinannya mungkin tidak terbatas.
Tapi setidaknya, meskipun soal eksistensi dianggap oleh kalangan datais sebagai sebuah hal yang absurd, namun di kota ini paradigma yang sedemikian progresif mungkin belumlah tiba untuk tidak mengatakannya sebagai belum terpikirkan sama sekali. Karena sebagaimana digambarkan oleh Yuval sendiri, yang datang dari peradaban yang jauh lebih maju, bahwa "kura-kura pemerintahan tidak bisa mengimbangi kecepatan kelinci teknologi," bahkan di negara seperti Amerika sekalipun.
Sebagaimana dijelaskan pada pasal-pasal peraturan daerah tentang Hari Jadi Kabupaten Karo dimaksud, bahwa hari ulang tahun yang merupakan peringatan hari jadi Kabupaten Karo, merupakan momentum bersejarah yang menjadi peringatan hari jadi bagi masyarakat daerah, dan untuk menambah rasa memiliki demi kemajuan masyarakat dan pemerintah daerah.
Pada epilog buku Homo Deus disebutkan bahwa segala kemungkinan harus diterima bukan sebagai risalah, sehingga bagi orang-orang yang gelisah menjadi sebuah tanggung jawab untuk mengembangkan horizon bagi munculnya imajinasi-imajinasi yang akan mencegah kemungkinan buruk yang menjadi kenyataan, tetapi sebaliknya kemungkinan-kemungkinan yang positif terbentang luas di masa depan untuk dieksplorasi.
Dalam perayaan hari jadinya yang ke-74, bertitik tolak dari penetapannya melalui peraturan daerah yang diundangkan pada tanggal 7 Maret 2018 yang lalu, sehingga peringatan tahun 2020 ini barulah peringatan yang ketiga kalinya, maka menjadi penting untuk benar-benar menjadikannya sebagai sebuah momen bersama, antara pemerintah daerah dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, untuk lebih mengenali lagi dirinya di tengah persaingan di era kebebasan informasi, sehingga tidak malah hilang hanya sekadar momen rekam, unggah dan bagikan.
Dalam rangka hari jadi Kabupaten Karo, sejak hari ini hingga ke depannya, sebagai salah seorang warga yang lahir, besar dan hidup di kota ini, saya hanya mampu menyumbangkan secuil tulisan sederhana atas berbagai momen dan hal yang bisa saya rekam, unggah dan bagikan dari beberapa sudut kota yang selalu indah di batinku.
Baca Juga : Memaknai Hari Jadi#
Tulisan kali ini akan mengangkat sisi eksotisme Gunung Sibayak dan bukit Gundaling, yang merupakan dua dari sekian banyak ikon pariwisata yang ada di Kabupaten Karo, sekalipun masih banyak kekurangannya.
Gunung Sibayak
Gunung Sibayak adalah sebuah gunung berapi jenis Stratovolcano dengan ketinggian 2212 mdpl (7257 ft) yang ada di Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Gunung ini meletus terakhir kali pada tahun 1881.