Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rimba Adalah Rindu yang Tak Kunjung Tuntas

11 Januari 2020   19:35 Diperbarui: 11 Januari 2020   20:25 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu kabut masih bergelayut di antara pepohonan
Di Lembah dingin, Sikulikap
Aku kembali, membayar rindu yang tak kunjung tuntas
Membagi waktu dengan hutan

Pepohonan, dedaunan, rerumputan dan ilalang
Tampak biasa, masih seperti yang dulu jua
Pepohonan tinggi menjulang
Memberi teduh rerumputan dan ilalang
Di bawah kanopi lebat dedaunan yang saling bertautan

Pepohonan senantiasa setia menanti,
Seberkas cahaya menyeruak dari antara dedaunan
Menenangkan jiwa
Seperti pagi yang lalu-lalu

Ke dalam, ke tengah hutan
Tenggelamlah sadarku
Terperangkap di antara jamur dan lumut yang tampak tetap segar
Dibuai lembab, dibalut dingin cuaca berkabut

Selalu, di sini rasa rindu terbang menguap
Selamanya tampak tak kunjung tuntas
Menguap, segera dipapar mentari
Selamanya, meninggalkan lembab, berlumut dan berkabut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun