Terik panas siang itu
Udara pengap, menyesakkan dada
Kelopak mata hendak mengatup saja
Sesekali memang tertutup juga
Raut muka sayu, seperti layu
Apakah ini kolesterol,
Ataukah lemak-lemak jahat tahun baru?
Tidak ada yang mau tahu
Bukan, ini bukan karena roti tahun baru
Udara memang pengap,tapi kalah oleh gelapnya kalbu
Tiada apa dan sesiapa ambil peduli
Tidak, kecuali mereka yang sama-sama bermuka sayu
Malam, di belakang rumah, gelap
Daun sirih melilit, selayak benalu di pokok mangga
Semerbak aroma kopi sachet-an meruyak hangat
Hangat menerpa muka sayu, hangat hanya hangat
Tiada apa dan sesiapa kan terganggu
Kalbu, wajah sayu, aroma kopi, hanya hangat
Semua biasa saja,
Tenggelamlah temanku, dalam kelamnya malam
Pokok mangga setia menantimu bersama benalu,
Tenanglah wahai jiwa,
Ini hanya malam seperti malam malam yang lalu
Srrrup, srrrup, seruput kopi sachet itu
Tandaskan sampai tuntas temanku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H