Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menghalau Muka Sayu

9 Januari 2020   19:32 Diperbarui: 9 Januari 2020   23:02 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kursi kayu, segelas kopi sachet, daun sirih dan pokok mangga di belakang rumah (dokpri)

Terik panas siang itu
Udara pengap, menyesakkan dada
Kelopak mata hendak mengatup saja
Sesekali memang tertutup juga

Raut muka sayu, seperti layu
Apakah ini kolesterol,
Ataukah lemak-lemak jahat tahun baru?
Tidak ada yang mau tahu

Bukan, ini bukan karena roti tahun baru
Udara memang pengap,tapi kalah oleh gelapnya kalbu
Tiada apa dan sesiapa ambil peduli
Tidak, kecuali mereka yang sama-sama bermuka sayu

Malam, di belakang rumah, gelap
Daun sirih melilit, selayak benalu di pokok mangga
Semerbak aroma kopi sachet-an meruyak hangat
Hangat menerpa muka sayu, hangat hanya hangat
Tiada apa dan sesiapa kan terganggu
Kalbu, wajah sayu, aroma kopi, hanya hangat

Semua biasa saja,
Tenggelamlah temanku, dalam kelamnya malam
Pokok mangga setia menantimu bersama benalu,

Tenanglah wahai jiwa,
Ini hanya malam seperti malam malam yang lalu
Srrrup, srrrup, seruput kopi sachet itu
Tandaskan sampai tuntas temanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun