Temanku, sore ini perjalananku yang kesekian kali mendatangi hutan
Sore hari ini tebal berselimut kabut, kian tebal kian ke dalam
Sepertinya akan segera turun hujan
Teduh, sejuk, bukannya dingin
Temanku, rasa ini membuatku merindu
Bila bersamamu, aku merindukan hutan
Bila di hutan, aku rindu bersamamu
Temanku, aku menceritakan hutan dan hujan, tidak bicara tentang manfaat
Aku bicara tentang keindahan
Rindukah engkau padaku, seperti aku merindukanmu?
Kata hujan kepada hutan, di sebuah sungai "Hanya sebait puisi yang aku punya"Â
"Aliran air yang gemulai, meliuk bergelombang, bersua dengan karang. Menyapa, indahnya alammuÂ
Hijau, teduh alammuÂ
Menyapa ragakuÂ
Sejuk merayukuÂ
Menusuk sukmaku"
Temanku, aku sungguh rindu
Tapi, semakin sering aku menemuimu, sesering aku ingin menuntaskan rinduku padamu
Aku takut, berbondong-bondong kerumunan akan datang,
dan semakin banyak yang harus aku khawatirkan tentang dirimu
Tak usah aku menambah beban yang harus engkau tanggung
Rinduku padamu bukan sesuatu yang mudah tuk aku kendalikan
Rindu itu adalah kesenanganku, yang mungkin kan jadi deritamu
Sudahlah, menatapmu sesaat saja sudah cukup menenangkan
Aku menghardik pelangi yang bersemu malu tak kunjung datang
"Hei pelangi
Kunanti tak kunjung tiba
Buang gundahmu
Jangan biarkan hujan
Terus Menggodaku"
Simempar Rain Forest, Wisata alam Pohon Damai
Minggu, 06/10/2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI