Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Darkest Minds: Mengingkari Orisinalitas adalah Kesalahan Fatal Manusia yang Berpikir

30 Juli 2019   00:04 Diperbarui: 30 Juli 2019   01:29 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novelis Alexandra Bracken (sumber: https://www.goodreads.com)

Saat berganti pakaian di swalayan yang ada di dekat pengisian bahan bakar itu, Ruby bertemu dengan Zu (Miya Cech), ia adalah seorang anak dari golongan kuning yang punya kemampuan luar biasa mengendalikan listrik. Akhirnya Ruby membuntuti Zu yang melarikan diri ke dalam sebuah mini van tua, demi menghindari Cate dan Rob yang mengejarnya. Di van itu, Ruby bertemu dengan Liam Stewart (Harris Dickinson) remaja dari golongan biru, dan Charles atau dipanggil Chubs (Skylan Brooks) remaja dari golongan hijau.

Keempat anak remaja ini segera menjadi kawanan yang hidup luntang-lantung di jalanan dalam usahanya melarikan diri dari tentara di kamp, tracer atau pemburu bayaran yang selalu mengincar anak-anak berkemampuan khusus ini demi uang dan juga League.

Yang terakhir ini adalah sebuah perkumpulan yang dibuat oleh pihak pemerintah lainnya dengan tujuan mengumpulkan anak-anak berkemampuan khusus untuk menjamin hak-haknya dan untuk disembuhkan. Sebuah hal yang tidak dipercaya oleh Liam, karena ia yakin League juga punya kepentingan sendiri dengan mereka yang tidak normal ini.

Keempatnya berusaha menemukan EDO, yang merupakan komunitas misterius yang menampung dan melindungi semua anak remaja dari semua golongan. Komunitas ini dipimpin oleh Clancy Grey atau juga dipanggil Skipp. Clancy atau Skipp ini adalah seorang remaja dari golongan oranye, sama dengan Ruby. Tentu saja Ruby senang bertemu dengannya, karena mereka yang dari golongan oranye ataupun merah adalah langka.

Namun, kehidupan di EDO lambat laun menjadi terasa aneh bagi empat sekawan ini. Chubs merasa hidup terlalu teratur secara tak wajar di sini, anak-anak menjadi sangat tertib dalam bekerja walaupun tidak sadar dengan apa yang dikerjakannya.

Sebenarnya, ini terjadi karena Skipp mengendalikan pikiran mereka. Apalagi Liam, merasa tidak nyaman dengan Skipp yang menjadi semakin dekat dengan Ruby. Liam menaruh hari kepada Ruby. Ternyata benar, Skipp memang mau memanfaatkan Ruby dengan mempengaruhi pikirannya, agar ia bisa mengendalikan pikiran seluruh anak-anak dan remaja itu sesuai keinginannya bersama dengan Ruby.

Akhirnya Ruby dan kawan-kawannya kabur dari EDO. Namun, diperjalanan Chubs terluka berat, sehingga Ruby terpaksa menyerah dan meminta bantuan kepada Cate yang sangat ditentang oleh Liam. Tapi karena Liam mencintai Ruby, ia menyerah dan menemani kedua temannya ini menanti kedatangan bantuan dari Cate dan teman-temannya di League.

Di markas League, Ruby menyerah pada keingingan  Cate. Ia ingin agar Ruby bersedia membantunya memimpin anak-anak dan remaja yang ada di League. Sebagai gantinya, Ruby memberikan syarat agar Liam dibebaskan dari League. Namun, Cate tidak yakin Liam akan bersedia meninggalkan League tanpa Ruby.

Akhirnya, Ruby melakukan apa yang sebenarnya merupakan bakat terpendamnya yang paling fatal, sebagaimana ia telah melakukannya kepada kedua orang tuanya, sehingga ibu dan ayahnya tidak lagi mengenalinya. Ruby mampu menghapuskan keberadaan dirinya sendiri dari ingatan dan pikiran orang-orang yang dicintainya. Ia terpaksa melakukannya demi keselamatan Liam, karena ia juga mencintai Liam.

https://www.rottentomatoes.com
https://www.rottentomatoes.com
Di sebuah bagian film ini, Ruby dalam perannya sebagai narator, yang berarti ia adalah orang pertama tunggal yang menjelaskan jalan cerita dalam film, mengatakan: "They were never scared of the kids who might die, or the empty spaces they would leave behind. They were afraid of us the ones who lived."

Pemerintahan totaliter dalam latar kehidupan masa depan manusia yang suram itu justru takut kepada anak-anak dan remaja yang berhasil menyintas wabah dan selamat dari itu. Mereka dianggap ancaman, bukan kematian dan keheningan yang kota-kota yang telah kehilangan sebagian besar kenangan yang mereka takutkan. Manusia masa depan digambarkan justru menakuti kehidupan, sebuah gambaran distopia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun