Who are we? Just a speck of dust within the galaxy
Woe is me, if we're not careful turns into reality
Don't you dare let our best memories bring you sorrow
Yesterday I saw a lion kiss a deer
Turn the page maybe we'll find a brand new ending
Where we're dancing in our tears and
God, tell us the reason youth is wasted on the young it's hunting season
And the lambs are on the run searching for meaning
But are we all lost stars, trying to light up the dark? Â
(Kutipan bait kedua dari syair lagu Lost Star, yang dinyanyikan oleh Adam Levine, OST film Begin Again-2013)
Google memberikan informasi perkiraan cuaca melalui layar telefon genggam, bahwa besok, Jumat, 05 Juli 2019, suhu di Kabupaten Karo berada pada 27 derajat Celcius. Lebih rinci lagi, Google menjelaskan bahwa itu berarti 2 derajat Celcius lebih hangat dari hari ini. Syukurlah, tidak ada yang buruk dengan satu hari yang lebih hangat pada musim kemarau yang dingin dan berangin di sebuah akhir pekan. Mungkin saja itu adalah suatu pertanda yang baik bagi sebuah suasana akhir pekan yang hangat untuk dinikmati bersama-sama dengan keluarga, teman, atau siapa saja, orang-orang yang kita sayangi.
Saat ini, pukul 24.19 wib, suhu udara di luar bahkan 19 derajat Celcius. Lebih dari 3 jam yang lalu, seorang bapak yang berdiri di balkon sebuah rumah yang terbuka bebas ke langit, menyulut sebatang rokok. Bentangan langit malam yang penuh bintang-bintang dalam musim kemarau seperti sekarang, mengimbangi dinginnya cuaca malam. Ada bintang yang cahayanya redup dan kelap-kelip, dan ada juga yang bersinar terang.
Langit malam ini, meskipun dalam cuaca dingin angin malam, sayang untuk dilewatkan. Paling tidak ini perlu diabadikan dalam sebait dua tulisan. Meskipun mungkin hanya sekadar tulisan bersahaja di antara sekian banyak tulisan lainnya tentang bintang, demikian pikir bapak itu.
"Yel, ke sini. Kamu mau belajar rasi bintang kan?" katanya kepada anak sulungnya yang sudah mau meringkuk di bawah selimut.
"Ya, Pak."
"Kamu tahu Timur itu sebelah mana kan?"
"Ya, Pak. Sebelah sana, matahari pagi selalau terbit dari jendela kamarku yang menghadap Timur itu kan?" katanya.
"Ya, benar. Lalu kamu bisa tahu Tenggara di sebelah mana kalau begitu?"
"Ya, itu. Selangkah ke sebelah kanan dari Timur, yang kita hadap sekarang kan, Pak?"
"Ya, benar. Coba kamu matikan lampu balkon ini."
"Buat apa, Pak?" tanya anak itu.
"Nanti juga kamu tahu."
Setelah mematikan lampu balkon, anak itu kembali ke bapaknya di balkon.
"Sekarang kamu lihat ke langit. Kamu pernah belajar rasi bintang di sekolah?" tanya bapaknya.
"Belum, Pak."
"Itu kamu lihat, jejeran bintang-bintang yang kelihatan bisa ditarik garis-garis penghubungnya itu. Coba kamu hubungkan itu ada tiga bintang yang ke bawahnya bila dihubung-hubungkan dengan bintang-bintang lainnya dalam garis yang agak melengkung-lengkung, tampak seperti kalanjengking itu."
"Yang mana, Pak?" tanya anak itu tampak kurang bersemangat.
"Kamu lihat ada satu bintang yang bersinar paling terang itu?" kata bapaknya lebih bersemangat.
"Ya, aku lihat."
"Nah, kamu bayangkan bintang yang paling terang itu adalah pusatnya. Namanya Antares. Kamu lihat bintang-bintang di sekitarnya. Ada belasan itu. Coba kamu bayangkan bintang-bintang yang mana saja bisa dibentuk menyerupai kalanjengking bila dihubung-hubungkan" kata bapaknya.
Anak itu tampak menyerah. Ia hanya bergumam, "hmmmm."
"Ya sudahlah, malam sudah makin dingin. Masuklah dulu ke rumah," kata bapaknya lagi.
Sembari ia menghabiskan sebatang rokok yang telah disulutnya, si bapak menikmati gugusan rasi bintang Scorpio yang ada di langit malam sebelah Tenggara, agak ke Timur. Dari hasil membaca sekilas petunjuk membaca peta rasi bintang, ia mengetahui bahwa adalah Antares, bintang yang paling terang di gugusan rasi bintang Scorpio yang pada peta rasi bintang diberi simbol (alfa). Antares juga adalah salah satu bintang paling terang yang pernah ditemukan.
Rasi bintang Scorpio agak susah dicari, karena jumlah bintang yang membentuk konstelasinya cukup banyak, sekitar tujuh belas bintang. Rasi bintang ini menjadi petunjuk arah Tenggara/ Timur langit. Dalam mitologi Yunani kuno, Scorpio ini adalah utusan Apollo untuk membunuh sang Pemburu, Orion. Dengan alasan itu, dalam kepercayaan mitologi Yunani kuno, Scorpio dan Orion tidak pernah terlihat muncul bersamaan di langit malam secara bersamaan.
Dilansir dari laman https://earthsky.org/constellations dijelaskan bahwa bulan Juli adalah bulan dimana Scorpio berkuasa di langit malam, sementara Orion mengambil tempatnya di "neraka." Sedangkan, enam bulan sebelum atau enam bulan sesudah masa kekuasaan Scorpio, yakni di bulan Januari, Orion lah yang mengambil alih kekuasaan atas langit malam.
Menarik untuk merenungkan kenyataan bahwa nenek moyang salah satu ras manusia pada masa Yunani kuno itu mampu mengemas mekanisme kerja benda-benda kosmik dan berbagai fenomena alam yang melingkupinya dalam kemasan cerita rakyat yang abadi. Apa yang abadi tentu tidak terlepas dari relevansi dan signifikansinya terhadap kepentingan manusia, yang tampaknya semakin merasa berkuasa atas segalanya di alam ini.