Di samping menjamin tersedianya bibit dan pupuk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh petani. Terlebih lagi dalam hal pemasaran saat ini sudah banyak sekali platform teknologi yang dapat membuka peluang pasar yang luas bagi para petani yang kreatif dan inovatif.
Selain hal itu, dalam hal pemasaran, para petani saat ini penting untuk membangun kerjasama dalam kelompok. Hal ini penting mengingat semakin sengitnya persaingan dengan produk-produk pertanian dari negara lain, sehingga jaminan terkait kualitas dan kontinuitas produk akan sangat tergantung pada kemampuan petani kita dalam membangun kemitraan dan membangun jaringan untuk memenuhinya. Bekerja sendiri-sendiri akan sulit untuk memenuhinya. Bukankah sudah banyak terbukti bahwa dalam model bisnis yang ada sekarang tidak ada yang terlalu besar untuk ambruk.
Kendala lain yang dihadapi petani adalah terkait kepastian harga yang tidak bisa diprediksi dengan tepat di tengah daya tawarnya yang rendah, sehingga membuat petani seolah tidak berdaya. Padahal sebenarnya tidak demikian, pasar sebenarnya masih terbuka luas.
Dalam cara pemasaran yang konvensional selama ini, jikalau tempat pemasaran yang ada selama ini macet, maka petani pun kebingungan. Kalau hal ini dibiarkan terus berlangsung memang benar petani menjadi pihak yang tidak berdaya.Â
Padahal petani adalah pihak yang menanam, merawat, dan memanen hasil pertanian dengan kemungkinan risiko yang besar untuk bangkrut. Sementara itu, pasar sangat rentan menjerat petani dan tetap mendapatkan keuntungan dari petani yang bangkrut.
Karena itu tidak jarang petani menelantarkan sawah dan ladangnya karena bangkrut. Lahan-lahan pertanian dikonversi menjadi lahan perumahan. Petani menjual tanah agar langsung menghasilkan dana segar untuk dijadikan modal bagi usaha yang lain, sekaligus menyisakan sebagain penjualannya untuk membeli beras, untuk makanan pokok sehari-hari.Â
Lahan pertanian semakin menyempit, terhimpit di antara pemukiman penduduk. Sebagian lahan sawah ditinggalkan, para pemuda desa memilih menjadi kondektur di terminal-terminal bus antar kota. Padahal di desa banyak peluang usaha tersedia.
Dalam hal ini keberadaan kelompok tani yang dikelola dengan profesional, akuntabel dan kredibel diperlukan untuk memungkinkan terjadinya pembimbingan bagi para anggota agar mampu mengamati perilaku pasar dan konsumen. Semakin banyak petani mampu mengenali kelompok konsumen dan preferensinya mungkin ia akan menemukan semakin banyak permintaan. Semakin tinggi permintaan, maka hargapun akan meningkat secara signifikan.
Memaknai bakti pada negeri berarti memaknai upaya memajukan pertanian di Indonesia, Pro Patria Dedicatio Nostra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H