Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Ayah, Buatkan bagiku Sebuah Cerita, tetapi Bukan Cerita tentang Diriku"

8 Desember 2018   00:03 Diperbarui: 8 Desember 2018   21:45 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://en.wikipedia.org

Kisah ini adalah sebuah cerita tentang "Winnie the Pooh" dalam Film Goodbye Christopher Robin 

Dalam sebuah penerbangan dengan maskapai Garuda Indonesia dari Bandara Kuala Namu, Deliserdang menuju Bandara Sukarno Hatta, Tangerang saya memilih sebuah judul film sebagai hiburan yang akan menemani perjalanan menempuh waktu selama lebih kurang dua jam pada 16 April 2018 yang lalu. 

Menonton film di atas pesawat terbang adalah sebuah kebiasaan yang bagi saya sangat menyenangkan sekaligus bermanfaat. Mengutip slogan "Wisdom in the Air" pada majalah salah satu maskapai penerbangan dalam negeri lainnya, yang tidak menyediakan media hiburan seperti di Garuda, menonton film di atas pesawat bagi saya adalah sebuah cara pendalaman perenungan dengan horison yang berbeda. Menonton sambil sesekali memandang kaki langit dari atas.

Judul film itu adalah Goodbye Christopher Robin. Sebuah film ber-genre drama biografi, diproduksi pada tahun 2017, dengan sutradara Simon Curtis dan penulis skenario Frank Cottrell-Boyce dan Simon Vaughan. Film ini terinspirasi dari buku karangan A.A Milne yang berjudul Winnie the Pooh.

Saya baru tahu kalau cerita Winnie the Pooh, salah satu cerita anak paling terkenal di dunia dan sering dibacakan oleh orang tua sebagai cerita pengantar tidur bagi anak-anak mereka, ternyata berasal dari kisah hidup yang cukup melodramatis dari seorang anak kecil bernama Christopher Robin. Ia adalah anak dari pasangan Allan Milne dan Daphne Milne. Allan adalah seorang veteran perang dunia pertama.

Allan yang dipanggil Blue sehari-harinya, menjadi seorang penulis buku yang mengangkat cerita berlatar perang dunia pertama. Latar cerita yang konsisten soal peperangan pada buku yang ditulisnya menyebabkan perasaan traumatik yang dia dapatkan selama berada di medan perang tidak bisa hilang, bahkan ia sering mengalami ilusi seolah sedang berada di tengah medan perang.

Kelahiran Christopher anaknya, yang dipanggil Billy Moon, sejak awal disambut dengan kesedihan oleh Daphne, yang sebenarnya mengharapkan kelahiran bayi perempuan. Daphne takut jika kelak Christopher juga akan menjadi tentara sukarela dan dikirim ke medan perang seperti Allan, ayahnya.

Sifat pragmatis Daphne yang lebih mempedulikan materi, serta kegalauan Allan dengan perasaan traumatik atas perang tetapi senantiasa ditekan oleh Daphne untuk terus menulis buku tentang perang demi uang, membentuk Christopher menjadi anak yang tumbuh lebih dekat dengan Nou, seorang pembantu rumah tangga sekaligus pengasuhnya.

Demi menghilangkan traumanya, Allan meminta mereka pindah ke sebuah kota kecil di Sussex, dekat dengan hutan Hundred Acre Wood agar bisa menenangkan diri sambil mencoba terus menulis.

Ketenangan alam yang sunyi membuat Allan tergoda meninggalkan tugas kepenulisannya agar bisa lebih memperhatikan dan lebih dekat dengan anaknya. Christopher sebenarnya sangat membutuhkan perhatian dari ayah dan ibunya, sebagaimana layaknya anak kecil lain seusianya.

Mengetahui ayahnya seorang penulis, pernah suatu kali Christopher meminta Allan agar menulis buku untuk dirinya. Merasa kasihan melihat Christopher kecil tumbuh tanpa perhatian penuh dari ayah dan ibunya, Nou semakin memberi perhatian dan kasih sayang kepada Christopher.

Dalam kelanjutan kisahnya, Daphne memang meninggalkan Christopher kecil tinggal di desa bersama Allan dan Nou, pengasuhnya. Gara-garanya, Daphne tidak suka dengan Allan yang jadi malas menulis. Tidak menulis berarti tidak mendapat uang. Ia mengancam hanya akan kembali dari London jika Allan sudah bersedia kembali menulis buku.

Melihat kenyataan ini, Nou membisikkan pesan halus kepda Christopher kecil agar membagi kesenangan dengan orang yang dicintai karena hari esok kita tidak tau akan seperti apa. Sesuatu yang mungkin belum dipahami Christopher diusianya.  

https://en.wikipedia.org
https://en.wikipedia.org
Dalam petualangan Allan dan Christopher kecil tanpa ada ibu dalam hari-harinya, maka Allan akhirnya tergerak menulis cerita tentang hidup sehari-hari Christopher kecil bersama dirinya di desa kecil itu, serta petualangan imajinatif mereka di hutan Hundred Acre Wood.

Suatu ketika Nou harus pulang untuk merawat ibunya yang sakit keras, sehingga tinggallah Christopher kecil dan Allan berdua di rumah. Saat-saat seperti itu membuat Allan merindukan Daphne, sedangkan Christopher kecil merindukan Nou si pengasuh, bukan ibunya.

Suatu hari Allan menuliskan kisah Christopher kecil ke dalam sebuah puisi dengan bunyi rima yang menarik dan mengirimkannya ke Daphne, dengan harapan agar Daphne mau kembali pulang kepada mereka.

Tidak berapa lama kemudian, Daphne pun akhirnya pulang. Ia dengan bersemangat menceritakan bahwa puisi dengan banyak rima yang diberi judul Vesper itu telah dijualnya ke berbagai media di London dan ternyata banyak mendapat sambutan positif dari pembaca. Untuk itu, Allan sebagai penulis mendapatkan banyak keuntungan dari hasil penjualan bukunya.

Maka muncullah karakter hewan-hewan yang dipersonifikasi sebagai makhluk yang menemani keseharian Christopher kecil dalam petualangannya di hutan. Ada Piglet, Jack si keledai, Tigger si macan dan Winnie si beruang yatim piatu yang berasal dari hutan di Winniepeg, Amerika. Puisi Vesper inilah yang akhirnya dicetak ke dalam buku cerita anak yang diberi judul Winnie the Pooh.

Christopher kecil akhirnya menjadi anak kecil yang mendadak dicari karena cerita hidupnya yang menarik untuk banyak orang di seluruh penjuru dunia. 

Namun, ketenarannya yang akhirnya membuatnya kehilangan kesenangan masa kecil, karena segala sesuatu tentang dirinya menjadi tidak terlepas dengan urusan bisnis. Bahkan, pernah suatu hari ia menganggap ibunya lebih sebagai manajer bagi dirinya, sedangkan Nou si pengasuh sebagai ibunya. Nou bahkan disebutnya sebagai "seseorang yang hampir menjadi sepenuhnya diriku."

Allan sendiri merasa bersalah sebagai seorang ayah, karena telah membuat Christopher kecil menjadi komodoti bisnis dengan menjual cerita masa kecilnya.

Membalaskan rasa sakit hati atas kehilangan kebahagiaan masa kecilnya, Christopher remaja akhirnya memang mendaftarkan diri menjadi sukarelawan perang. Katanya kepada ayahnya: "berilah kesempatan bagiku sekali saja untuk merasakan kebahagiaan dengan bebas menentukan apa yang aku sukai, yang tebaik bagiku sendiri." Tentu hal ini sulit bagi Allan, tapi ia tidak kuasa menolak keinginan Christopher karena ia sendiri sudah merasa bersalah terhadapnya.

Christopher pernah dianggap hilang dan sudah tewas dalam perang. Seorang utusan militer datang menyampaikan surat berisi kabar itu dan memberikan sehelai bendera kepada Allan.

Allan sangat terpukul dan merasa sangat menyesal karena telah "menjual", bahkan membuat Christopher terbunuh. Ia merasa tidak saja telah mengabaikan masa kecil Christopher, saat dia seharusnya mendapat perhatian penuh dari kedua orang tuanya.

Bahkan Nou yang hanya seorang mantan pengasuh yang sudah tua, setelah mendapatkan kabar itu dari Allan, pun merasa sangat kehilangan dan berduka oleh karenanya.

Pada akhirnya, ternyata kabar bahwa Christopher hilang dan tewas di medan perang ternyata terbukti salah dan akhirnya pulang ke Sussex menemui kembali kedua orang tuanya.

Kembalinya Christopher membuat Allan tidak mau lagi kehilangan dirinya dan mau tetap menganggap Christopher sebagai anak kecilnya yang haus perhatian dan kasih sayang.

 Ia mengingat pesan Nou dalam bisikan halus kepada Christopher: "bagilah kesenangan dengan orang yang kita sayangi, karena kita tidak tahu hari besok akan seperti apa"...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun