Sebuah pepatah berbunyi, "Aksi tanpa refleksi adalah sebuah aktifisme tanpa roh, sebaliknya refleksi tanpa aksi adalah tata kata doang". Pepatah ini menyiratkan pentingnya porsi yang setara antara refleksi dan aksi, kata dan tindakan. Keduanya mesti jalan seiring.
Dalam dunia aktifis sosial, aksi dipahami sebagai pergerakan, pendampingan, advokasi (pembelaan), pemulihan, dan lain-lain sebagainya terhadap obyek yang bertujuan tercapainya pemenuhan haknya. Sedang refleksi adalah suara-suara, seruan atau bisa juga berupa seperangkat aturan atau pedoman bertindak demi tegaknya sebuah keadilan sosial.
Maka dalam hidup bermasyarakat, kedua hal ini sama pentingnya. Yang satu dilihat sebagai penerapan di lapangan, sementara yang lainnya adalah dasar, amanat atau pedoman bertindaknya. Singkatnya yang satu adalah pelaksanaan, yang lain adalah dasar hukumnya; yang satu perbuatan, yang lain adalah kata.
Aksi dan refleksi atau perbuatan dan kata memang wajib sifatnya berjalan seiring. Bila satu saja, dijamin akan timpang. Tujuan yang hendak digapai pun bakal lama diraih. Jadi, Â bila ingin efektif memberikan rasa keadilan pada obyek pendampingan, maka tindakan yang hendak dibuat mesti berpayung hukum atau sebaliknya pedoman kebijakan yang dibuat mesti terwujud dalam pelaksanaan di lapangan.
Dalam diskursus mengenai aktifis begini, menarik buat disimak mengenai satu sosok yang konon kabarnya hendak maju berlaga pada Pilkada Tangerang Selatan tahun ini. Sosok itu tak lain dari Rahayu Saraswati Djoyohadikusumo.
Artis yang juga merupakan ponakan kandung Prabowo Subianto ini dengar-dengar didukung oleh PDIP dan PSI selain oleh partai asalnya, Gerindra.
Yang menarik dari Saras adalah profilnya yang tercatat juga merupakan Pendiri Parinama Astha (Partha), sebuah yayasan yang memperjuangkan kepentingan perempuan dan anak khususnya korban Tindak Pidana Perdagangan Orang. Ini berarti Saras merupakan aktifis sosial kemasyarakatan dengan spesialisasi pada kepentingan perempuan dan anak khususnya TPPO.
Sampai di profil demikian, Saras boleh dilihat sebagai sosok yang sudah punya rekam jejak dalam tindakan. Namun, apa yang telah dia buat tentunya belum maksimal apabila dia tak terjun langsung pula pada jantung birokrasi, tempat di mana garis-garis pedoman kebijakan bertindak demi kepentingan publik diproduksi.
Barangkali, itulah yang mendorongnya merasa perlu menjajaki kemungkinan maju berlaga pada pilkada mendatang di Tangerang Selatan.
Saras Paham di Mana Letak Macetnya Pembelaan terhadap Korban Pemerkosaan
Kita sudahi dulu diskursus mengenai kata dan perbuatan, aksi dan refleksi. Mari bicara tentang fakta miris di tengah kita selama ini dalam hal nasib perempuan dan anak-anak korban kekerasan seksual.