Mohon tunggu...
tenten erlinda
tenten erlinda Mohon Tunggu... -

seorang ibu rumah tangga yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

"Tragedi" 24 Desember 2015

29 Desember 2015   18:51 Diperbarui: 29 Desember 2015   19:01 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sudah menjadi hal yang biasa di negeri ini apabila ada kejadian semua heboh dan terjadi kegaduhan disana-sini terutama para pengamat yang bersemangat sekali untuk tampil di tipi, ups! menyoroti hal yang tengah hits, seperti kejadian macet massal luar biasa yang terjadi di tol cikampek pada tanggal 24 desember yang lalu, ada yang memang betul-betul pengamat asli (walaupun jujur, saya agak bingung pengamat transportasi itu job descriptionnya apa, mengamati macet?! ah, rasanya tidak juga) atau yang tiba-tiba jadi pengamat yang merasa paling pintar, paling tahu dan paling segalanya, btw, namanya juga pengamat bukan pelaku, hehehe...

Saya merupakan salah satu korban keganasan macet massal tersebut, jarak Jakarta - Bandung yang dalam kondisi normal bisa ditempuh hanya dengan 2 jam saja, kemarin dengan jarak yang sama dan jalan yang sama pula dengan perjuangan hidup mati dan doa, alhamdulillah berhasil kita tempuh dalam waktu 12 jam saja, ruaaarr biasa.. mengalahkan macet waktu lebaran yang tidak sampai selama itu paling 5-6 jam, apa ada yang salah yak?! pastinya....

Karena saya bukan pengamat, maka saya ingin berpendapat dari sisi sebagai orang awam yang kebetulan juga sebagai pengguna jalan, menurut saya mungkin ada sesuatu yang salah entah itu salah dalam management atau pengelolaan dan pengaturannya yang atau mungkin barangkali masalah koordinasi antar instansi terkait yang berwenang mengenai hal ini, kalau semuanya beres tentunya hal "mengerikan" bagi pengemudi terutama yg transmisi manual tidak akan terjadi...

Menurut saya yang juga korban, ada beberapa faktor yang menyebabkan peristiwa ini terjadi, diantaranya pertama, pengemudi yang kelelahan karena capek sehingga berusaha untuk beristirahat dengan mencari rest area terdekat yang kebetulan pada saat itu tidak dapat menampung semua kendaraan karena memang jumlahnya yang luar biasa yang menyebabkan kapasitas parkir di rest area menjadi tidak memadai yang ujing-ujungnya mengakibatkan pengendara yang tidak bisa masuk terpaksa memarkirkan kendaraannya di sekitar rest area tersebut, itu persoalan kedua,
ketiga, kendaraan yang mogok karena mengalami panas mesin karena macet yang tak berujung yang sudah pasti tambah memperparah kondisi macet yang sudah ada, selanjutnya, dan ini menurut saya yang paling krusial adalah ketidak pekaan otoritas penyelenggara jalan tol yang pada saat kondisi di dalam tol sendiri sudah tidak bergerak tetapi masih saja membolehkan kendaraan masuk di semua gerbang tol dalam kota, seharusnya dengan kondisi seperti itu jangan lagi mobil-mobil itu boleh masuk, tunggulah beberapa waktu sampai macet bisa sedikit terurai, saya rasa dengan menutup sementara akses tol, pihak penyelenggara tidak akan rugi besar...
#sayabukanpengamathanyakorban

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun