Mohon tunggu...
Michael Yuli Arianto
Michael Yuli Arianto Mohon Tunggu... -

mencoba menulis dan mewartakan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islamophobia dan Implementasi Homeland Security Act dalam Kebijakan Imigrasi AS

11 Oktober 2011   11:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:05 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Homeland Security Act atau undang-undang keamanan Negara tahun 2002 untuk pertama kalinya secara resmi diperkenalkan kepada public Amerika Serikat pada tanggal 25 November 2002, didukung oleh 118 anggota kongres dan ditandatangani oleh Presiden George W, Bush. Undang-undang ini diprakarsai karena adanya kekhawatiran terhadap keamanan dalam negeri AS pasca adanya serangan teroris terhadap gedung World Trade Center yang menewaskan lebih dari 3000 orang dan adanya serangkaian pengiriman paket dan surat yang dimuati Anthrax yang terjadi di AS dan menimbulkan keresahan masyarakat terhadap keamanan dalam negeri AS. Kemudian mengikuti disahkannya HSA, terbentuklah departemen baru lengkap dengan jabatan menteri baru dalam kabinet AS, yaitu United States Departement of Homeland Security dan Secretary of Homeland Security.

Mengutip Henry Kissinger, mantan menteri luar negeri AS, yang menyatakan bahwa national interest suatu Negara adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi posisinya, kita bisa memahami bahwa HSA tahun 2002 merupakan implementasi dari keinginan AS untuk melakukan langkah-langkah preventif dalam rangkaian global war on terror. Namun masalah muncul ketika implementasinya justru menimbulkan diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu, terutama dalam bidang keimigrasian dan transportasi di AS. Seperti yang terlihat dalam kebijakan transportasi dan imigrasi AS menurut HAS bagian keempat tentang Directorate of Border and transportation Security yang berisi regulasi-regulasi tentang bagaimana pemerintah AS akan menjaga wilayah dan perbatasannya untuk mencegah masuknya teroris maupun alat-alat yang dapat digunakan untuk mendukung aksi terorisme.

Memang kita tidak dapat mengesampingkan fakta bawa serangan terrorist terhadap gedung kembar WTC dan serangkaian aksi-aksi terror lain yang terjadi di AS, selalu dikaitkan dengan keberadaan Al-Qaeda, kelompok milisi radikal yang menggunakan Islam sebagai justifikasi atas aksi-aksi kekerasan yang dilakukannya. Ditambah dengan pemahaman yang minim dan munculnya stereotyping terhadap orang-orang Islam di AS, namun tetap saja tidak bisa dijadikan pembenaran untuk HSA yang kini justru menjadi suatu bentuk implementasi dari Islamophobia yang terjadi di tengah-tengah masyarakat AS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun