Menuju Indonesia Emas 2045, yaitu Indonesia yang maju, makmur, beradab dan bermar-tabat tentu bukan pekerjaan yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Indonesia Emas 2045 butuh perjuangan keras, semangat pantang menyarah dan tidak putus asa. Harus ada peran serta seluruh komponen bangsa, tak terkecuali para pemuda.
Sudah seharusnya pemuda mampu memainkan peran dalam pembangunan, baik sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan.
Masih di medio Agustus bulan merdeka. Maka mari kita menjaga nyala mimpi pendahulu kita dengan energi baru, spirit baru dan harapan baru menuju Indonesia Emas 2045. Terus berkreasi dan berinovasi untuk solusi bagi persoalan bangsa ini.
Saat ini Indonesia menghadapi berbagai persoalan. Baik itu isu pandemi covid-19, kesehatan, ekonomi, pangan, kedaulatan energi, dll. Belum ada solusi yang bisa benar-benar mengatasinya.
Karena itu, diperlukan inovasi teknologi atau sistem baru yang bisa menjawab tantangan yang ada, salah satunya melalui penelitian di perguruan tinggi.
Bangsa ini butuh hasil riset dari perguruan tinggi untuk bisa diaplikasikan. Siapa yang bisa menemukan metodologi yang berhasil, patut kita tawarkan pada pemerintah. Siapa yang punya teknologi tapi tidak pernah dipakai, sudah waktunya kita sorongkan kepada negara.
Kita patut menyayangkan jika sampai hari ini masih ada hasil penelitian yang belum dimanfaatkan karena tidak dilakukan hilirisasi ke industri atau karena terkendala urusan administratif saat mengurus perizinan. Kita berkeyakinan, pemerintah berkomitmen untuk mendukung setiap karya inovasi perguruan tinggi agar dapat dihilirisasi. Saat ini kita seringkali lebih disibukkan dengan perang pendapat.
Kita mau bikin pembangkit listrik dari nuklir tapi orang bilang nggak boleh nanti ini nanti itu. Semua dibilang tidak boleh akhirnya kita tidak melakukan apapun. Kita sering kali dilemahkan bukan dengan militer, tapi dengan ideologi yang akhirnya kita nggak punya apa-apa.
Bicara inovasi, maka bukan sekedar bicara kebaruan saja, tetapi juga unsur kebermanfaatan, memberikan solusi, berkesinambungan dan kompatibel dengan sistem di luar dirinya.
Mahasiswa dan peneliti telah banyak menorehkan prestasi atas inovasi yang diciptakan. Ini layak diparesiasi. Ada banyak kemampuan yang bisa diciptakan sehingga menjadi kekuatan yang besar.
Untuk menjadi kekuatan yang besar kita terus men-dorong adanya kerjasama yang baik antara siswa, dosen, periset, industri atapun para sponsor agar karya inovatif tersebut bisa dihilirisasi.
Dari karya cipta dan inovasi anak-anak muda ini, kita ingin agar bangsa ini mampu mempimpin percaturan teknologi dunia. Disinilah pentingnya peran perguruan tinggi, sebagai pelopor dalam mengembangkan inovasi baik di bidang teknologi maupun di bidang sosial dan budaya.
Dengan keterkaitan antara akademisi, pebisnis, dan pemerintah, diharapkan dapat tercipta inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
Hari ini PR kita salah satunya, yaitu kemandirian ekonomi. Kita perlu melakukan hilirisasi riset-riset berkualitas tinggi dan teknologi yang mumpuni. Dan ini harus menjadi tantangan bagi seluruh perguruan tinggi di negeri ini. Saatnya adalah sekarang berbuat terbaik dengan kreasi dan inovasi, tidak bisa ditunda lagi.
Jangan biarkan intelektualitas pemuda atau mahasiswa tetap duduk di singgasana menara gading ilmu yang megah. Artinya, janganlah intelektualitas itu masih sebatas hadir dengan demonstrasi wacana dan tidak ada korelasinya dengan kebutuhan masyarakat hari ini.
Intelektualitas perguruan tinggi harus kembali ke masyarakat, melaksanakan sesuatu yang tertulis dalam Tri Darma Perguruan Tinggi. Intelektual hari ini tidak lagi dituntut hanya melakukan riset bagi masyarakat, tetapi juga melakukan pendampingan terhadap masyarakat. Melalui KKN, misalnya KKN tanggap covid-19 intelektualitas itu dapat makin memberi arti besar bagi rakyat.
Ilmu-ilmu yang telah didapatkan dalam bangku kelas phisik maupun ruang kelas on line, bukanlah sebuah ilmu yang tidak dapat diterapkan. Jadi terapkan ilmu yang diperoleh untuk diri dan lingkungan. Bersikap santun, menghargai yang lebih tua, meru-pakan bentuk lain dari intelektual.
Bersamaan itu, melakukan dan mengembangkan penelitian teknologi terapan yang tepat guna dan tepat manfaat bagi kehidupan masyarakat.Â
Melakukan Action
Tidak perlu yang rumit, yang sederhana saja asalkan jelas guna dan manfaatnya. Misal, mengembangkan mesin atau alat yang mampu mendorong produksi kedelai sehingga bangsa ini tidak lagi tergantung pada bangsa lain agar daulat pangan bisa diwujudkan. Termasuk membangun teknologi yang mampu mendukung daulat energi. Atau relavan dengan situasi pandemi, bagaimana mahasiswa atau pemuda terlibat dalam relawan covid-19, dll. Itu baru pemuda jempolan.Â
Pada prinsipnya, kita mendorong para mahasiswa untuk dapat terus mengembangkan riset-riset yang dapat menghadirkan solusi-solusi baru bagi persoalan yang ada, tanpa merasa takut akan pendapat-pendapat yang meragukan ide-ide kita tersebut.
Kita perlu tantang mahasiswa untuk memberi kontribusi riil dalam pembangunan. Jangan menjadi pemuda yang galau dan genit Artinya, jangan  hanya gemar mencaci maki, namun jadilah pemuda yang produktif, kreatif dan inovatif. Berbuatlah sesuatu untuk bangsa ini.
Pemuda harus mampu memaksimalkan ruang-ruang kreatif agar mampu mengekspresikan kemampuan dan jatidiri kearah yang lebih baik. Dengan cara itu, maka kaum muda juga akan menjadi insan-insan produktif bagi bangsa. Melakukan action kemudian salah, ternyata jauh lebih baik dari pada diam saja.
Masa muda adalah masa untuk membentuk pikiran, membentuk kemauan, serta membangun kreativitas dan inovasi. Dan menjadi seorang entrepreneur adalah wujud nyata. Peluang hanya datang untuk orang orang yang memang sudah siap. Oleh karena itu, jangan pernah takut mencoba dan ragu-ragu terhadap sesuatu. Mumpung masih muda, buatlah sesuatu.
Modal utama untuk menjadi pemuda kreatif dan inovatif adalah kepercayaan diri. Â Kapital satu ini bisa dibangun dengan sering berinteraksi dengan banyak orang, dan sering berbicara di depan umum. Untuk itu, penting melibatkan diri dalam organisasi. Dengan kepercayaan diri akan membuat anak muda berani menentukan cita-cita dan visi yang dimiliki.
Saatnya bagi anak-anak muda dan mahasiswa untuk aktif berorganisasi, yang jelas tujuan, Visi dan Misinya. Dengan berorganisasi ini maka milenial akan bertambah pengalamannya, luas wawasan dan pertemanannya, serta sekaligus meningkat kepekaan sosialnya.
Sebagai pemuda tak boleh cengeng dan gampang menyerah, tetapi harus menjadi sosok pembelajar, mandiri dan produktif di samping optimis.
Kita dorong dan gerakkan tersu pada mereka memberikan prestasi-prestasi membanggakan untuk Indonesia. Di tangan kaum mudalah harapan bangsa dapat terwujud.
Sebagai pemuda kita harus bangga hidup di Indonesia dan harus tetap mempertahankan jiwa-jiwa nasionalisme dan cinta tanah air. Siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan bangsa kalau bukan kita sebagai pemuda Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H