Dari karya cipta dan inovasi anak-anak muda ini, kita ingin agar bangsa ini mampu mempimpin percaturan teknologi dunia. Disinilah pentingnya peran perguruan tinggi, sebagai pelopor dalam mengembangkan inovasi baik di bidang teknologi maupun di bidang sosial dan budaya.
Dengan keterkaitan antara akademisi, pebisnis, dan pemerintah, diharapkan dapat tercipta inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
Hari ini PR kita salah satunya, yaitu kemandirian ekonomi. Kita perlu melakukan hilirisasi riset-riset berkualitas tinggi dan teknologi yang mumpuni. Dan ini harus menjadi tantangan bagi seluruh perguruan tinggi di negeri ini. Saatnya adalah sekarang berbuat terbaik dengan kreasi dan inovasi, tidak bisa ditunda lagi.
Jangan biarkan intelektualitas pemuda atau mahasiswa tetap duduk di singgasana menara gading ilmu yang megah. Artinya, janganlah intelektualitas itu masih sebatas hadir dengan demonstrasi wacana dan tidak ada korelasinya dengan kebutuhan masyarakat hari ini.
Intelektualitas perguruan tinggi harus kembali ke masyarakat, melaksanakan sesuatu yang tertulis dalam Tri Darma Perguruan Tinggi. Intelektual hari ini tidak lagi dituntut hanya melakukan riset bagi masyarakat, tetapi juga melakukan pendampingan terhadap masyarakat. Melalui KKN, misalnya KKN tanggap covid-19 intelektualitas itu dapat makin memberi arti besar bagi rakyat.
Ilmu-ilmu yang telah didapatkan dalam bangku kelas phisik maupun ruang kelas on line, bukanlah sebuah ilmu yang tidak dapat diterapkan. Jadi terapkan ilmu yang diperoleh untuk diri dan lingkungan. Bersikap santun, menghargai yang lebih tua, meru-pakan bentuk lain dari intelektual.
Bersamaan itu, melakukan dan mengembangkan penelitian teknologi terapan yang tepat guna dan tepat manfaat bagi kehidupan masyarakat.Â
Melakukan Action
Tidak perlu yang rumit, yang sederhana saja asalkan jelas guna dan manfaatnya. Misal, mengembangkan mesin atau alat yang mampu mendorong produksi kedelai sehingga bangsa ini tidak lagi tergantung pada bangsa lain agar daulat pangan bisa diwujudkan. Termasuk membangun teknologi yang mampu mendukung daulat energi. Atau relavan dengan situasi pandemi, bagaimana mahasiswa atau pemuda terlibat dalam relawan covid-19, dll. Itu baru pemuda jempolan.Â
Pada prinsipnya, kita mendorong para mahasiswa untuk dapat terus mengembangkan riset-riset yang dapat menghadirkan solusi-solusi baru bagi persoalan yang ada, tanpa merasa takut akan pendapat-pendapat yang meragukan ide-ide kita tersebut.
Kita perlu tantang mahasiswa untuk memberi kontribusi riil dalam pembangunan. Jangan menjadi pemuda yang galau dan genit Artinya, jangan  hanya gemar mencaci maki, namun jadilah pemuda yang produktif, kreatif dan inovatif. Berbuatlah sesuatu untuk bangsa ini.