Mohon tunggu...
Marjono Eswe
Marjono Eswe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik Biasa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis Bercahayalah!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Kaki Gunung Guntur

10 Juli 2020   16:52 Diperbarui: 10 Juli 2020   16:40 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

jejak-jejak cinta menindih gerumbul kampung pagi itu

udara pagi hangat bersolek bersama secawan kopi hitam kental

engkau sedikit sibuk menata bekal mengajar hari itu

engkau lainnya lebih mengurus diri tanpa abai pada sejumput harap di kamar pengap

aku melihat betapa langit molek riang bak punggung merapi terbiar

mas, tolong hantarkan tofan ke sekolah keburu terlambat nanti, pintamu

motor butut 100cc meliuk bercanda dalam dekapan sikecil lucu dan pinter

ceres, pengkolan dan sekolah menyapa selamat datang

kuturunkan kamu dari jok kumal berdebu karena cuma buku tiap hari terpaku

belum dua tiga menit berlalu, pria seumurku menghampiri

mas, kau ambil dan antar anakku dari mana

kamu siapa dan apa maksudmu menghantarkan anak ini?

pertanyaan culas menyerang dan menjepit kerongkomganku

dari rumahku, jawabku tak begitu perlu. aku pamit lanjutku

bising knalpot meruah hingga kamar paling private

kukisahkan parang yang hampir tiba

kamu, dan pria itu kerkesiap, mengapa begitu cepat cerita itu ditelan

laki-laki paroh tersengal penuh amarah menabuh genderang di punggungku

grag greg meja, kepala beraduk dengan tangan menggebrak

mulut tersumpal caci muntah degub kasar terhina terjajah terkekeh di dahimu

dua tida hingga seminggu kau berubah jadi sosok pecundang

engkau kikis harapan yang kurus diantara gemuknya rerumpun nikmat

kau harus tebus semua dengan seragam hijau

tiga empat bulan kau dikibas dan dikunyah seceker cekernya

kecewa, iba dan cinta mengais dalam bejana

kaki gunung guntur merenggut, melucutimu hingga pupus waktu

Bukit Sukorejo (2010)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun