Aksi itu lebih dan sangat terhormat, ketimbang mengkritik pemerintah tanpa ada aksi nyata. Sekarang, advokasi saja tidak cukup, tapi harus lebih kepada aksinya. Fatimatus Zahra pernah berkata, "ada saatnya berkata dan ada waktu berbuat nyata.
Mentalitet Miskin
Peluncuran BLT merupakan bentuk bakti dan model ketaatan pemerintah yang tidak melupakan ibu kandungnya, ya masyarakat miskin kita. Pemerintah tidak berkehendak membangun sosok Malinkundang, Zorrow atau Robin Hood. Marilah kita berikan kesempatan kepada pemerintah untuk berbuat baik dan nyata.
Daftar panjang penerima/sasaran BLT, apapun dan siapa pun yang mendata, bukan saatnya mencari kambing hitam, tetapi bagaimana kita dengan secara sadar dan berjiwa besar melepas jatah "BLT," yang memang bukan haknya. Kembalikan dan berikan hak itu kepada yang berhak menerimanya, yakni saudara kita yang miskin.
Jika pun masih saja ada masyarakat yang di luar kategori miskin, namun  tetap menyerobot kue BLT, harga diri mereka sesungguhnya tidak lebih dari yang mereka perebutkan. Satire Thukul, "mengharukan." Karena tanpa malu-malu mereka membuang rasa malu, memiskinkan dirinya (hanya) hanya karena ngghondheli 3 hingga 4 amplop yang dibagikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H