Bulan Juni Bulan Pancasila yang ditandai dengan upacara sederhana dan mendengarkan Pidato hari lahir Pancasila dari Pak Jokowi secara virtual lewat aplikasi zoom. Kita pahami, Indonesia adalah negeri yang sarat bencana. Banjir, erupsi gunung berapi, tanah longsor, gempa, tsunami, kekeringan, kebakaran hutan seolah menjadi menu tahunan.Â
Barangkali negeri ini bias dibilang negeri supermarket bencana atau naik sedikit lagi menjadi laboratorium bencana. Belum lagi bencana korupsi, gratifikasi, pungli, radikalisme, terorisme dan intoletansi yang masih cukup masif ditambah pusaran bencana wabah corona yang sebentar lagi memasuki new normal.
Angka-angka statistik corona selalu datang dan pergi dengan kegembiraan sekaligus kepedihan. Ada penurunan kasus corona, naiknya angka kesembuhan dan berkuruangnya angka kematian. Namun demikian, tetap waspada dan patuh protocol kesehatan merupakan cara bijak menghalau pandemi corona.
Kita merasakan dan mengalami secara langsung dampak corona lur biasa menyangkut sektor ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dll. Dan, sudah ratusan trilyun anggaran yang dikeluarkan pemerintah menangani pusaran corona ini, baik dana untuk insentif tenaga media, APD, hansanitizer, desinfektan, sarana prasrana, termasuk rumah sakit khusus isolasi/karantina corona, belum termasuk angka gotong royong dari swasta, NGO, relawan maupun masyarakat secara komunal maupun personal yang caring atas pandemi covid-19. Karena semua menyadaru, corona merupakan bencana nasional.
Ada yang terengah-engah dengan corona ini, seperti sektor pariwisata dengan berkuruang atau hilangnya kunjungan wisata, sektor UMKM dengan sepinya pembeli dagangan kuliner atau sekadar pedagang kali lima di bibir jalan, event olahraga distop sementara, sedangkan pertunjukan musik, seni dan budaya setali tiga uang off sembari menunggu keadaan kembali normal. Dan masih banyak lagi dunia yang terdampak covid-19.
Di tengah badai corna ini bangsa kita sudah semestinya tetap menjaga agar sayap Garuda. tidak patah di tengah badai ini. Sudah saatnya kita kembali merangkai dan menyulam lagi keberagaman negeri ini untuk bersama-sama menjulurkan tangan meringankan beban kepada warga terdampak corona. Bersilang hormat, menghargai para tenaga medis dan pejuang lain dalam menangani corona. Termasuk para petugas gugus covid-19, relawan dan pihak-pihak yang selalu punya caring atas musibah corona ini.
Sudah saatnya kita tanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini kepada anak-anak kita, sembari memberikan contoh dan keteladanan pada mereka. Mulai dari Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah hingga Perguruan Tinggi perlu terus ditanamkan dan diteladankan sikap-sikap Pancasilais.Â
Bagaimana ditanamkan sikap-sikap menghargai orang meski beda warna kulit, beda agama, beda status sosial. Bagaimana bisa mem-perkuat gotong royong dan kerukunan, apalagi di tengah pusaran corona kini. Bagai-mana membangun musyawarah mufakat dan lain sebagainya. Â
Sekarang tinggal bagaimana, siapa bisa berbuat apa. Kita pada posisi masing-masing harus bisa menjadi pelaku utama dan beperan aktif mempraktikkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat. Sekali lagi, bukan hanya sekedar melalui teriakan-teriakan keras tentang arti penting Pancasila, tetapi juga melalui keteladanan dan karya nyata.
Dalam hal ini kita sangat mengapresiasi pemuda dan mahasiswa yang secara nyata bisa menampilkan diri sebagai pemuda yang bersih, yaitu bersih pikiran dan bersih tindakan. Pemuda dan mahasiswa yang  bebas dari pengaruh narkoba, miras, perjudian, perkelahian dan tindak kekerasan bahkan kaum muda yang menjadi relawan corona sekarang ini. Luar biasa.
Pemuda dan mahasiswa yang memiliki pola pikir positif sehingga mampu menghasilkan karya-karya terbaik yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Inilah Pemuda yang Pancasilais. Sesungguhnya bukan panjang usia hidup kita, tapi apakah hidup kita bermanfaat bagi orang lain atau tidak,