Mohon tunggu...
Endang Kusmaryani
Endang Kusmaryani Mohon Tunggu... -

mencintai alfabet

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Ingin Aku Katakan

23 Oktober 2012   03:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:30 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kamu seperti pelangi, aku hanya bisa menatapmu tanpa bisa menyentuhmu dengan kata-kata. Tahu kah kamu perempuan hijau ingin aku ucapkan "Sayang Kamu" tapi hati tak kuasa. Ada keadaan yang harus aku jaga, Aku terlalu takut dan aku memilih untuk jadi pengecut, terlalu takut menghadapi apa yang akan kau katakan terlebih setelah ada DIA. Aku memilih untuk menjadi pembohong dan berkata "iya gpp.." saat kamu cerita ada yang lain dihatimu. Aku rapuh... Aku hanya bisa tersenyum untuk menguatkan hati dan ternyata kurang ampuh. Aku memang harus lebih belajar ilmu ikhlas..


Boleh kan aku mengeluh tentangmu perempuan hijau?

Terkadang aku capek, aku lelah untuk terus menahan rasa yang ada. Aku capek terus berbohong dengan hati sendiri, sampai gara-gara kebanyakkan bohong sama hati sendiri aku gak tahu apa yang aku mau. Kadang aku ingin menutup telingaku saat kamu mulai menyebut nama DIA atau menceritakan tentang DIA, telinga dan hatiku perlu adaptasi lebih lama agar mulai terbiasa.

Aku selalu berbohong ketika aku bilang "aku akan menjauh" karena ternyata aku belum mampu, apalagi kalau kamu yang tiba-tiba menjauh. Tapi aku memang telah mengalah dengan keadaan ini, keadaan yang memang telah ada sebelum aku mengenalmu. Aku hanya harus belajar lagi untuk menerima keadaan bahwa ada DIA sekarang..

Kadang keegoisanku ingin kamu menerima, mengerti apa yang aku rasa. Ada disaat aku rindu, Datang disaat aku menunggu. Hanya ada aku dan kamu tanpa sedikit waktu. Keegoisanku menginginkan kejujuran hatimu walau setelah berpikiran seperti itu aku menjadi takut dan pengecut dan mengurungkan niat untuk mempertanyankan kejujuran itu.

Banyak hal yang aku temui setelah mengenalmu. Sedih, senang, marah, kesal tapi Aku tak pernah mengerti kenapa aku bisa segila ini karena kamu, ketika ada yang bilang "kaya gak ada perempuan lain lagi" aku gak peduli, karena memang gak ada lagi yang bisa bikin aku jadi gila selain kamu :D

Bersama kamu aku bisa mengeluh tanpa malu, bersama kamu aku nyaman, bersama kamu aku bisa jadi diri aku sendiri.

Tapi Aku sadar walaupun aku hidup untuk kamu, tapi aku akan mati tanpamu. Karena aku dan kamu tak kan mungkin bersatu. Dan air mata ini menyadarkan aku bahwa keadaanlah yang berkuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun