Mohon tunggu...
Ken Adi Irwansyah
Ken Adi Irwansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang -

Aku Ken Adi Irwansyah masih Mahasiswa di salah satu universitas negeri di Malang.\r\nPunya cita-cita pengen jadi blogger yang menginspirasi bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dilema E-KTP di Indonesia

3 September 2016   08:12 Diperbarui: 3 September 2016   09:38 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebenarnya untuk mengurus Kartu Tanda Penduduk atau yang saat ini sering disebut e-ktp tidaklah sulit tapi dipersulit. Banyak dari masyarakat kita yang sudah jenuh dengan bagaimana pelayanan birokrasi ketika ingin mengurus ktp atau surat-surat lain. Sekalipun ketika mengurusnya mudah tetapi menunggu hasil jadi dari e-ktpitu bisa jadi sangat lama.

Ini menjadi pengalaman saya ketika ktp dulu saya menghilang entah kemana. Lama sekali saya sengaja tidak mengurusi ktp saya yang hilang, saya biarkan saja karena memang posisi saya sedang merantau diluar kota. Hingga suatu hari saya sangat membutuhkan identitas tersebut dan saya harus mengurusnya. Memang ini salah saya kenapa menunda untuk mengurus kartu yang sangat penting itu, tetapi ketika hendak menguruspun rasanya sangat males karena ya begitu, menunggunya lama, dan birokrasi yang sulit.

Hingga akhirnya saya hanya mendapat surat keterangan yang menandakan bahwa ktp saya sedang diurus, dan saya dijanjikan bahwa setelah lebaran ktpnya selesai. Menunggu memang tidak menyenangkan, apalagi menunggu ktp yang dibutuhkan. Setelah menunggu lama, saya coba tanyakan dan petugas menjawab sudah jadi alhamdulillah saya lega. Tetapi saya tidak segera mengambilnya karena memang kondisi antara domisili saya saat ini denga asal saya cukup jauh, terpaksa saya harus menunda pengambilan ktp menunggu waktu luang. Ketika ada waktu luang saya kembali menanyakan kepada petugas mengenai ktp saya, dan dia mengatakan bahwa ktpnya sudah jadi tetapi dalam bentuk surat saja. Ha? Surat? Lagi dan lagi surat. Alasannya adalah karena bahan untuk pembuatan ktp belum ada dan mungkin akhir September baru tersedia.

Padahal saya tinggal bukan di daerah pelosok yang sulit akses transportasinya, saya tinggal di salah satu kecamatan di kabupaten pasuruan, bisa di bilang kecamatan ini merupakan pusat kota dari kabupaten pasuruan. Saya heran, katanya mengurus e-ktpbisa sehari jadi, lah saya kok sampe berbulan-bulan hanya mendapat surat?

Mungkin ini yang menjadi alasan kenapa banyak masyarakat Indonesia yang enggan mengurus ktp, kadang lagi ada permintaan biaya administrasi yang tidak biasanya. Tentu penataan birokrasi di negara ini harus lebih diperhatikan terutama di daerah-daerah, memang ada beberapa daerah yang sudah bagus pelayanan birokrasinya, tetapi masih banyak daerah yang bisa dikatakan kurang maksimal layanan birokrasinya terutama pembuatan ktp.

Saya bercerita pengalaman saya saja, semoga hal ini dapat menjadi penyulut semangat pegawai pns birokrasi kita agar mampu menjalankan amanatnya secara maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun