Tanggal 25 dan 26 February adalah Independence & Liberation Day Of Kuwait. Nah, saya tertarik untuk mengenang Liberation Day-nya saja, yaitu hari bersejarah di mana Kuwait dibebaskan dari invasi Iraq pada tahun 1991. Istilah kerennya adalah "Napak Tilas Perang Teluk". Dari Kuwait menuju Perbatasan Iraq jaraknya sekitar 120 Km saja dan jalan yang dilalui hanya ada satu saja, namanya Road 80 atau Highway 80. Tetapi saat ini lebih terkenal dengan nama Highway Of Death. Ngeri sekali kan namanya.
Pintu gerbang perbatasan Kuwait dan Iraq, tempat awal invasi Iraq
Mendekati Iraq border. Katanya jalan 80 ini sekarang angker dan sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
Kenapa Road 80 namanya begitu menyeramkan? Ceritanya, nama
Highway Of Death yang menyeramkan tersebut muncul saat Gulf War, yakni Pembebasan Kuwait dari invasi Iraq tahun 1991 yang lalu. Tentara Iraq yang saat itu sedang mundur untuk kembali ke barak di Iraq digempur habis dari udara oleh pesawat pesawat US dan sekutunya. Diperkirakan lebih dari 10.000 orang terbunuh, baik dari tentara Iraq sendiri maupun penduduk yang digunakan sebagai tameng hidup saat tentara Iraq tersebut bergerak mundur kembali ke perbatasan.
Sebelah kiri dan kanan Highway 80, hanya gurun kosong tidak ada tempat berlindung sama sekali.
Ucapan terima kasih penduduk atas keberhasilan US Troops membebaskan Kuwait.
Sampai saat ini kejadian tersebut masih menjadi "kontroversi" di dunia internasional. Kalau tentara sedang bergerak mundur seharusnya tidak boleh ditembak sesuai dengan konvensi internasional. Tetapi yang terjadi saat itu tentara Iraq tersebut mundur dengan membawa persenjataan berat lengkap mulai dari tank sampai rudal anti pesawat, bukan mundur dengan tangan kosong. Jadi, sangat beralasan sekali kalau digempur habis dari udara. Baca sendiri sejarahnya di link
Highway Of Death.
Istirahat dulu makan siang sambil merenung dan membayangkan apa yang terjadi di jalan ini tahun 1991 lalu
Di tempat Ini, pernah bergelimpangan mayat tentara Iraq.
Saya bisa membayangkan betapa ngerinya kejadian tahun 1991 yang lalu di sepanjang jalan ini saat melintas. Saat perjalanan mulai meninggalkan Jahra, perumahan terakhir yang ada di jalan 80, yang bisa kita saksikan hanya gurun pasir saja. Tidak ada pohon, bukit maupun bangunan sama sekali yang bisa digunakan untuk berlindung.Â
Jadi, bisa terbayang betapa empuknya pilot pilot pesawat tempur US menembaki iring-iringan tentara Iraq dan tameng hidupnya. Nggak salah kalau korban lebih dari 10000 orang dan saat ini kuburan massalnya terlihat sangat besar sekali di jalan ini.
Keadaan Road 80 setelah dibombardir pesawat US tahun 1991 (Courtesy of disclose.tv)
Pemandangan dari atas Highway 80 pasca dibombardir dari atas (Courtesy of cavok.com.br)
Mengerikan 10000 korban lebih saat ini terbaring di Kuburan Massal di Highway 80 (Courtesy of thoughtco.com)
Semoga, kejadian perang semacam ini tidak terjadi lagi, di mana pun, termasuk juga di Indonesia. Sudah sangat banyak korban yang berjatuhan karena perang. Dan kini Kuwait hanya bisa mengingat, mengenang, dan memeringati saja keluarga, sahabat dan teman yang ikut jadi korban. Semoga tulisan tentang Independence & Liberation Day Kuwait ini bisa menjadi bahan renungan bagi siapa saja di tanah air. Terutama pada Tahun Politik 2018 ini di mana banyak sekali kegaduhan di tanah air yang bisa memicu perang saudara. Semoga tidak akan terjadi seperti di Timur Tengah ini.
Sepi, dingin, dan tidak ada apa-apa bisa membayangkan bagaimana perang di sini.
Abdaly, kota perbatasan yang menjadi saksi bagaimana 10.000 orang lebih, mati di jalan ini.
Keadaan aaat ini - ada rig pemboran dan ada juga jaringan listrik
Baca Juga :Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya