Indonesia punya Sekolah Gajah di Way Kambas (Lampung), Sebokor (Padang Sugihan, Musi Banyuasin - Sumatera Selatan) dan ada juga yang didekat rumah saya dulu di Sebanga - Duridan Tahura, Minas Riau. Hampir 15 tahun saya tinggal disekitar sekolah gajah di Minas dan Duri, jadi saya tahu betul Gajah Sumatera itu seperti apa. Hampir setiap saat saya menyaksikan gajah gajah liar tersebut melintas didepan rumah atau menyeberang melalui lintasannya di lapangan minyak Minas dan  Duri, Riau.
Ini Gajah Minas Sekolah Gajah Tahura Minas Dekat Sekali Dengan Rumah Saya Dulu Gajah Sumatera Kulitnya Hitam
Baru baru ini saya sempatkan untuk '
Study Banding' ke sekolah gajah di Nairobi, Kenya. Namanya
David Sheldrick Wildlife Trust - Elephant Orphanage.Lokasinya di pinggiran kota Nairobi kira kira 20 Km dari pusat kota dan masih satu wilayah dengan
Nairobi National Park. Saya sangat terkejut menyaksikan gajah gajah disini, ternyata gajah Africa '
Warna Kulitnya Sawo Matang !!!', beda sekali dengan gajah Sumatera yang warna kulitnya hitam legam. Pawang Gajah yang bertugas merawat gajah warna kulitnya malah sebaliknya. Lihat sendiri photo dibawah ini.
Pengunjung Penuh Menunggu Gajah Diberi Minum Susu
David Sheldrick Wildlife Trust - Elephant Orphanage ini sebenarnya adalah organisasi sosial yang didirikan tahun 1977 oleh Daphne Sheldrick, istri dari Major David Leslie William Sheldrick sebagai penghormatan atas jasa suaminya yang berjasa menjaga kelangsungan hidup ribuan margasatwa di kawasan Tsavo (sekarang sudah menjadi Tsavo National Park) antara tahun 1948 sampai akhir hayatnya 13 Jun 1977. Tujuan utamanya adalah menyelamatkan gajah gajah, terutama bayi gajah yang terlantar karena induknya dibunuh para pemburu liar untuk diambil gadingnya. Semacam Panti Asuhan khusus anak gajah.
Pengunjung Bisa Menyentuh Anak Gajah Yatim Piatu
Panti Asuhan Gajah David Sheldrick ini setiap harinya hanya dibuka untuk umum selama satu jam saja yaitu antara jam 11:00Am - 12:00AM. Bayar tiket masuknya 500 Shilling Kenya atau sekitar USD 7 per orang. Bisa bayar pakai credit card tapi saya sarankan untuk bayar tunai saja karena antrian pengunjung bakalan macet kalau ada yang bayar tiket masuk nggesek credit card. Kecuali kalau mau jadi donatur tetap atau mau nyumbang sejumlah tertentu, silahkan saja gesek pakai credit card tapi tempatnya beda dengan loket pembelian tiket masuk.
Mimik Cucu - Sekali Minum Bisa Menghabiskan 5 Botol
Disamping masuknya harus berdesak desakan, pengunjung juga harus berlarian menuju lapangan terbuka untuk mencari tempat tempat yang paling strategis. Tidak ada tribune atau tempat duduk, semua pengunjung hanya berdiri melingkar. Nggak perlu menunggu terlalu lama, puluhan anak gajah langsung berlarian keluar dari semak semak saat aba aba diberikan oleh petugas. Puluhan petugas berseragam hijau langsung sibuk memberi minum susu. Pembawa acara juga memperkenalkan nama nama semua anak gajah lengkap dengan cerita menyedihkan kenapa saat ini anak gajah tersebut menjadi Yatim Piatu.
Kasihan Anak Gajah Yatim Piatu Ini Orang Tuanya Dibunuh Pemburu Liar
Ada anak gajah yang ditemukan terkapar luka parah karena diterkam singa dan ditinggal induknya, ada yang ditinggal mati induknya karena ditembak pemburu gading liar dan berbagai macam cerita mengenaskan. Karena masih kanak kanak, tingkah laku gajah ternyata seperti manusia juga. Ada yang nakal, usil, pendiam, selalu menyendiri tidak bisa bergaul dengan temannya dll. Karena cerita yang disampaikan sangat menyedihkan, banyak pengunjung yang iba dan di pintu keluar dengan sukarela membeli buku, cendera mata, dan mengisi kotak donasi untuk kelangsungan organisasi penyayang gajah ini.
Tempat Parkir Masuk Ke Panti Asuhan Gajah
Setiap Hari Hanya Buka 1 Jam Saja Untuk Umum
Pengunjung Berjubel Untuk Melihat Anak Gajah Panti Asuhan Diberi Makan Dan Minum
Tiket Masuk 500 Kenya Shilling Atau Sekitar USD 7 per Orang
Ada Juga Yang Ngantri Ndaftar Jadi Donatur Tetap Setahun USD 50 Dipotong Langsung Dari Credit Card
Bisa Juga Ngantri Untuk Ngasih Sumbangan Sukarela Dengan Memasukkan Kotak Donasi
Ketemu Rombongan Anak Sekolah Dan Gurunya Dari Nairobi
Baca :Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya