Mohon tunggu...
Ardis Family
Ardis Family Mohon Tunggu... Administrasi - Kumpulan Kisah Perjalanan Keliling Dunia

Percayalah, Semua Kota Ada Bedanya . http://ardisfamily.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Makanan Si Jono di Southampton, UK

22 April 2015   01:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:49 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warung Fish And Chip Kecil Dan Tidak Banyak Pilihan Makanan Khas Tradisional Inggris Jono, pemain bass guitar GBS (Gugun Blues Shelter) asal Inggris telah bertahun tahun tinggal di Indonesia dan sukses menjadi entertainer terkenal di Indonesia. Beberapa bulan lalu sempat diwawancarai salah satu stasiun televisi swasta di tanah air. Komentarnya tentang Indonesia sangat menarik dan layak untuk disimak. Dia sangat betah di Indonesia karena kuliner dan tidak ingin pulang ke Inggris lagi. Kira kira seperti dibawah ini kesannya tentang Indonesia dan Kulinernya.

Fish And Chip Ternyata Chip Itu Artinya Sama Dengan French Fries Cuma Ikan Goreng Disajikan Dengan Mayonais ‘Makanan di sana nggak ada yang enak’, katanya dengan Bahasa Indonesia yang sangat baik. ‘Enakan di Indonesia, makanan macam macam, banyak variasinya dan murah’.'Bisa makan dimana saja, semua enak. Warung makan banyak'
'Warung Makan' Di Inggris Namanya Keren 'Restaurant' Kecil Begini Kalau Di Indonesia Nggak Pantas Dinamakan Restaurant Apa yang dikatakan Si Jono memang tepat dan benar sekali. Kalau anda bertanya kenapa Jono bisa cepat sekali beradaptasi di Indonesia ?, Dugaan saya karena dinegaranya sana banyak juga warung makan yang nyaris sama dengan di Indonesia. Kayaknya si Jono sudah terbiasa makan 'ngemper' di kaki lima di negaranya sebelum datang ke Indonesia.
Pedagang Kaki Lima Di Southampton Sepanjang West Quay Road Di negaranya, semua tempat makan namanya Restaurant. Tidak memandang besar, kecil, mewah atau dekil. Pokoknya  semua tertulis Restaurant meskipun sebenarnya cuma lapak warung kaki lima. Kalau di Indonesia soal nama ada kasta kastanya. Yang kastanya paling tinggi Restaurant, lalu RM (Rumah Makan), Warung Makan, Kedai Makan, Warung Tenda, Lesehan, Angkringan, Pedagang Makanan Keliling. Ada pula nama nama baru seperti Griya Dahar dll. Soal kuliner, Indonesia memang kaya segalanya dan terlihat dari banyaknya nama untuk hal yang sebenarnya relatif sama, yaitu Jual Makanan. Belum lagi kalau cara dagangnya diacung acungkan, namanya jadi Asongan.
Pedagang Dan Pembeli Es Warna Warni Hah Jangan Jangan Pakai Pewarna Textil Sebagai contoh, saya ajak anda untuk melihat lihat pedagang makanan di kota Southampton. Di sepanjang jalan didepan West Quay Mall sampai pintu gerbang tua Bargate, anda akan bisa menyaksikan berjajar jajar  tenda semi terbuka dengan meja dan kursi didepan atau didalam tenda yang disebut 'restaurant'. Rasanya kurang tepat dinamakan Restaurant, lebih cocok kalau disebut Food Stall. Tapi gimana lagi banyak pengunjungnya yang sudah biasa menyebut dengan istilah tersebut meskipun sebenarnya setara dengan PKL.
Pedagang Kaki Lima Dari Greece Namanya Saja Cukup Asing Tapi Sebenarnya Cuma Sandwitch Atau Hot Dog Makanan yang didagangkan dan dibeli oleh keluarga dan teman teman Jono sangat miskin variasi, cuma hotdog, sandwitch, berbagai macam roti, muffin dan brownies saja. Yang sangat khas Inggris paling cuma Fish & Chips - sangat sangat miskin sayur sayuran. Ada juga roti yang ukurannya segede Kuda Nil. Baca : Roti Kuda Nil Di Southsea Shopping Area. Tapi banyak juga warung tenda yang berjualan makanan dari India, Arab, Thailand, Greece dan China. Rasanya, nggak ada miripnya sama sekali dengan masakan Arab yang biasa saya nikmati di Kuwait. Demikian juga makanan Thailand dan China juga dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan lidah orang Inggris.
Penjual Permen Dan Manisan Ngeri Warnanya, Ane Takut Makan Pewarna Textil Uniknya, semua makanan tidak ada satupun yang dimasak ditempat dengan kompor dan wajan seperti di warung warung tenda di Indonesia. Semua makanan sudah dikemas dalam plastik. Saat kita pesan, si penjual cukup membuka bungkus plastiknya, meletakkan dipiring, memansi dengan microwave dan menyaajikan ke pembeli yang telah duduk menunggu di meja makan.
Nah Ini Dia, Biasanya Makanan Thailand Mirip Dengan Makanan Indonesia Tapi Di Inggris Sudah Di Modifikasi Sesuai Lidah Inggris Saking banyaknya penjual makanan dari India, Thailand, China dan Arab, saya bisa menduga lidah si Jono jadi sangat mudah beradaptasi dengan segala macam kuliner penuh rempah Indonesia. Apalagi kalau cuma 'ngemper' di warung warung AMIGOS (Agak Minggir Got Sedikit) di Jakarta, tentu bukan hal yang sulit dan berat bagi Jono untuk menyesuaikan diri karena di Inggris juga banyak warung semacam..
Meskipun Penjualnya Asli Inggris Tapi Yang Dijual Shawarma Arab
Tidak Cuma Jual Kare Tapi Ada Juga Gule Kambing Saya Kira Penjualnya Imigrant Ternyata Asli Bule Belajar Masak Dari Resep Resep Mbah Google
Meja Dan Kursi Penataannya Nggak Ada Bedanya Dengan Warung Kaki Lima Di Indonesia
Berbagai Macam Roti Dan Kue Indonesia Jauh Lebih Beragam, Ada Lemper, Onde Onde, Nogosari dll Baca Juga :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun