Mohon tunggu...
Ardis Family
Ardis Family Mohon Tunggu... Administrasi - Kumpulan Kisah Perjalanan Keliling Dunia

Percayalah, Semua Kota Ada Bedanya . http://ardisfamily.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Selir Nabi dan Jamban Sorga

5 April 2012   14:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:59 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Toko Parfum - Banyak Terdapat Di Sekitar Masjid Di Mekah Orang Arab Saudi umumnya tidak secanggih Kuwait dalam hal berbahasa Inggris, tetapi mereka lebih lancar berbahasa Indonesia dibanding Arab lain dinegara sekitarnya. Perhatikan saja kalau anda datang ke Medinah atau Mekkah, dengan mudah anda akan mendengar 'Mari ibu silahkan masuk harga murah...', 'Lima riyal dapat tiga murah murah...' atau 'Tidak boleh ibu, jangan ditawar lagi harga sudah paling murah ....'. Semua Arab ditoko toko apapun di Madinah dan Mekkah sangat lancar mengucapkan bahasa Indonesia, terutama angka angka dan beberapa kata seperti diatas. Mantapkan saja kalau anda ingin berangkat ke Saudi, semua lancar berbahasa Indonesia.

Jemaah Umroh Indonesia Ngantri Belanja Parfum Tetapi saking banyaknya orang Indonesia yang datang ke Saudi, baik yang bekerja, umroh maupun haji, maka selalu saja ada yang iseng ngajari arab dengan kosa kata yang tidak benar. Saya cukup kaget ketika melintas disebuah toko di Mekah dan disapa dengan bahasa Jawa 'Monggo ndodok bu....,' sambil tangannya mempersilahkan masuk dengan gerak lembut ala kraton Solo. Setelah saya usut ternyata maksudnya 'Silahkan masuk ....' padahal arti sebenarnya 'Silahkan jongkok'. Langsung saya mampir sambil memberi penjelasan sedikit bahwa 'monggo ndodok' hanya cocok diucapkan untuk remaja atau anak anak. Kalau berbicara dengan orang tua harus menggunakan bahasa Jawa kromo inggil' yang lebih halus. 'Monggo ndelosor bu/pak.....'. dan Arab tersebut mengingat sambil mengulang ulang kalimat baru tersebut berkali kali.
'Malaikat Subuh' Baunya Terlalu Keras Di sebuah toko parfum didepan Masjidil Haram saya sempat mampir untuk membeli oleh oleh. Penjualnya ramah sekali meskipun brewokan seperti preman. Belum sempat berbasa basi, si penjual sudah mengeluarkan tester parfum dan mengoleskan ketangan saya. 'Ini harum bu, namanya Malaikat Subuh...'.  Hah...., siapa pula orang Indonesia yang ngajari nama nama aneh seperti ini. Karena kita sekeluarga suka wewangian yang berbau kayu, maka langsung saya tanya 'punya tidak yang berbau kayu ?. Jawabannya membuat saya tersenyum 'Ada ... langka dan mahal...., nama Air Kayu Kuldi. Buah kuldi dimakan nabi Adam.....  kayu kuldi jadi parfum... tinggal satu botol....'. Kalimat yang diucapkan cukup panjang, tetapi terlihat sekali menghapal.....
Ini Dia 'Jamban Sorga' Yang Sangat Mahal Ketika saya tanyakan yang berbau segar, langsung dikeluarkan 3 botol sekaligus dan namanya cukup kontroversial yaitu Harem Sultan Mandi, Selir Nabi dan Jamban Sorga. Siapa yang ngajari kosa kata tersebut tampaknya tidak perlu diusut. Dari namanya saja kita sudah tahu betapa harumnya Harem Sultan kalau baru keluar dari kamar mandi, dan juga tidak perlu diusut nabi mana yang punya selir berbau segar dan harum. Tetapi, parfum yang bernama Jamban Sorga benar benar mengganggu pikiran saya. Air Jambannya saja baunya harum bukan main apalagi sudut sudut sorga yang lain. Pantas saja banyak yang ingin masuk sorga. Akhirnya saya putuskan untuk membeli masing masing satu, 'Malaikat Subuh', 'Selir Nabi' dan 'Jamban Sorga'......, siapa tahu suatu saat nanti kesampaian masuk sorga  dan mengambil sendiri air jambannya meskipun saat ini baru bisa mencium baunya saja. Baca Juga Cerita Cerita Sekitar Umroh Dibawah Ini :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun