Mohon tunggu...
Ardis Family
Ardis Family Mohon Tunggu... Administrasi - Kumpulan Kisah Perjalanan Keliling Dunia

Percayalah, Semua Kota Ada Bedanya . http://ardisfamily.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Nonton Sepak Bola di Kuwait

29 Februari 2012   04:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:46 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah tertanam dalam dalam didalam kepala saya bahwa orang Indonesia, khususnya Yogya atau Solo pembawaannya selalu kalem, lemah lembut, halus dan katanya 'Ngidak Telek Ora Bakal Mlenyek' (Menginjak Kotoran Ayam Tidak Akan Melenyek). Tetapi ternyata saya menemukan yang lebih halus, kalem dan lemah lembut lagi, yaitu orang Arab, khususnya Kuwait. Saya bisa mengatakan hal ini dari melihat tingkah laku dan cara mereka nonton sepak bola.

Sudah beberapa kali saya nonton sepak bola bersama orang orang Kuwait, yang pertama adalah nonton di Stadion Kaifan Kuwait pada acara penyisihan Asian Cup pada tanggak 14 November 2009 yang lalu. Dan yang terakhir adalah nonton bersama World Cup 2010  di Unity Center dan Hubara Center, semacam sport club atau messhall Perusahaan Minyak Cap Manuk atau KOC. Baik di Stadion maupun saat nonton bersama di Aula Unity Center atau Hubara, boleh dikatakan yang berteriak sangat keras sekali, melonjak lonjak dan menari nari hanya penonton dari Indonesia saja. Yang dari Kuwait cukup tepuk tangan pelan tanpa harus berdiri dari tempat duduknya. Cara tepuk tangannya juga sangat anggun, seperti tepuk tangan yang dilakukan oleh ratu Inggris pada saat nonton opera.
Di Aula Unity Center lebih unik lagi, nonton bersama World Cup tidak ubahnya seperti acara pengajian. Sedang tegang dan asyik asyiknya nonton TV besar, tiba tiba ada orang yang terlambat datang dan baru masuk kedalam aula. Tentu ucapan pertama adalah 'Assalamualaikuuuuuuum……!!!', dan seluruh penonton di Aula akan menjawab secara serentak dan bersamaan 'Wa'alaikumsalaaaaaaaam...!!!'. Bayangkan, kalau ada sepuluh orang saja yang terlambat datang dan masing masing hanya selisih waktu satu menit, persis seperti acara pengajian.
Lebih unik lagi kalau ada yang sedang menggiring bola dan nyaris mendekati gawang lawan, teriakannya adalah 'Ya Allah…. Ya Allah…..Ya Allah……..!!!' dan kalau tidak goal cukup mengangkat tangan tanda kecewa. Sebagai expatriate asli Suroboyo, tentu kalau nyaris goal langsung teriak sekeras kerasnya 'GOALLLLLLL…..!!!!' atau 'HYAAAAA…!!!!' keras keras, tetapi selalu saja seluruh penonton didepan menengok kebelakang kalau kita teriak terlalu kencang. Biasanya penonton didepan akan menengok kebelakang sambil mengacungkan jempol sebagai apresiasi bahwa kita bisa teriak kencang dan penonton didepan cuma tepuk tangan pelan nyaris tanpa suara..
Tibalah saatnya pertandingan istirahat atau selesai, pembawa acara dan komentator TV gantian yang angkat bicara dalam bahasa Arab. Karena penekanan suara si komentator tidak ada bedanya dengan orang yang sedang baca doa, maka  gantian kita yang nyeletuk 'Amiiiiin……!!!!' pada setiap akhir kalimat yang dibacakan. Dan semua ngikut 'Amiiinn…….!!!!'. Lengkap sudah acara pengajian Piala Dunia 2010 di Kuwait tahun ini. Sambil keluar aula saya sempatkan untuk tanya "Siapa kira kira nanti yang akan jadi juara ?", jawabnya singkat 'InsyaAllah Brazil'. Originally Posted In http://ardisfamily.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun