Remukan Tembok Berlin Asli Bener Asli Atau Made In China ? . Di Indonesia banyak sekali Sertifikat. Ada Sertifikat Insinyur Indonesia, Sertifikat Guru, Sertifikat Industri, Sertifikat Halal dan lain lain. Terserah anda, kalau seseorang yang punya sertifikat anda anggap berkwalitas boleh boleh saja. Produk makanan olahan dapat sertifikat Halal dan anda yakini betul benar benar Halal ya terserah saja. Kan kita nggak boleh Su'udzon mengatakan 'Halaah, Sertifikasi apaan, paling cuma buat cari duit aja'. .
Tembok Berlin Dihancurkan Tahun 1989 25 Tahun Lebih Pecahannya Masih Dijual Sampai Sekarang - Opo Tumon ? . Di Jerman juga sama saja, Sertifikat banyak bertebaran dimana mana terutama kalau anda berada di tempat tempat wisata. Coba saja masuk di salah satu toko toko souvenir yang bertebaran dimana mana. Dengan mudah anda akan melihat Remukan batu beton yang dikemas dalam kemasan plastik kecil. 'Katanya' batu beton dengan cat warna warni tersebut merupakan remukan Tembok Berlin. Tidak hanya toko souvenir di kota Berlin saja, tetapi toko toko souvenir dikota lainpun juga banyak menjual souvenir semacam itu. Semuanya mengatakan 'ASLI' dan untuk meyakinkan keasliannya dilampirkan juga ZERTIFIKAT dalam kemasan plastik. Ada juga ZERTIFIKAT yang dipajang dengan pigura dan mengatakan 'Authorized Dealer - toko yang berhak menjual remukan beton bekas Tembok Berlin'. Artinya toko yang lain nggak punya hak untuk menjual, diragukan keasliannya dan lain lain. .






- Kere Jerman
- Serba Butut Di Pasar Loak Potsdam
- Berlin Butut, Kumuh Dan Hancur
- Lorong Cinta Museum Yahudi
- Autobahn, Apanya Yang Menarik
- Gendarmenmarkt Ternyata Bukan Pasar
- Sewa Mobil Di Trabi World Berlin
- Masjid Pompa Air Potsdam
- Dusseldorf, Bisa Nggak Survive Di Kota Ini
- Pipa, Obyek Wisata Menarik Berlin
- Pegel Linu Di Sansouci Palace
- Pembaca Inilah Suaraku
- Nonton ABG Di Brandenburg Gate
- Ngonthel Cobi Di Berlin Jerman
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI