Betapa kejam hidup ini,itu yang di rasakan zakinah ,mengapa orang-orang yang aku sayangi tak mau mengerti sedikit sajah tengtang aku ,kata hatinya.fikirnya ayah ibunya terlalu memaksakan kehendak,menerima pinangan pemuda lain atas dirinya tampa di bicarakan duluh kezakinah,ayah, ibu tak adil,ayah,ibu terlalu kolot,pandangan  ayah ,ibu tidak realitas,selalu mejadikan dirinya sebagai contoh atas teori -teori yang sudah basi.imbuh zakina dalam hati mengumpat terhadap keadaan yang dihadapinya. Duluh ketika kedua orang tunya masih remaja,barangkali seumuran dengan zakina saat ini,belum ada istilah pacaran,belum ada istilah kencan,ibu dan ayahnya menikah karena kehendak kedua orang tuanya ,tetapi mereka juga merasa hidup bahagia dalam rumah tangganya,bahkan zakina dan adik-adiknya lahir kedunia karena buah cinta mereka berdua juga,untuk apa juga zakina sekolah tinggi-tinggi, anak perempuan setelah menikah tempatnya hanya di rangjang dan di dapur juga. inilah paham yang di anut oleh kedua orang tua zakinah , yang zakinah sendiri sangat sulit untuk menerimahnya ,apalagi menjalankan teradisi itu ,menikah di usia dini ,di saat usianya baru 21 tahun ,dengan pemuda yang tdak dikenalnya dan di cintainya .yang penting ke dua orang tuwa sudah sepakat ,anak tinggal nurut sajah.itulah paham yang di anut orang tuwa zakina. Suatu malam zakinah berencana kabur dari rumahnya ,meninggalkan kedua orang tuanya ,sejumlah pakaiyan dan kebutuhanya telah di siapkan ,di masukkan dalam tas yang setiap hari dibawa ketika ke kampus,namun bakti terhadap kedua orang yang telah membesarkanya menahan lankahnya,ditambah lagi harga diri dan nama baik keluarganya masih mengalahkan niatnya.zakinah menghempaskan tubuhnya di atas pembaringan dalam kamarnya,napasnya mendesah,ahhh....kenapa ini mesti terjadi,kenapa mesti aku yang alami,kedua tanganya di letakkan di atas jidatnya,langit-langit kamar di atasnya ,di tatap dengan pandangan kosong,fikiranya melayang, hayalanya entah kemana. Zakina tersenyum kala wajah sosok lelaki yang baru di kenalnya beberapa bulan ,hadir dalam lamunanya,abdullah, yah..abdulah ,dialah sosok lelaki yang mampu memenankan hatinya,dialah sosok lelaki yang mampu mencuri segenap perhatiaanya,dan zakina percaya bahwa lelaki itu bisa melindungi dan menjaganya,zakina juga yakin bahwa lelaki itu mencintainya, zakina masih tersenyum larut dalam ke indahan yang di ciptakan fikiranya,hingga ke indahan itu dibuyarkan oleh air matanya,ketika lamunanya disusupi oleh sosok lelaki lain yang tidak di kenalnya ,lelaki yang akan menjadi suaminya,dan untuk yang kesekian kalinya zakina mendesah ahhhh....tidak,tidak fikirnya,dia mesti berani menentukan sikap,dia mesti berani berkata kepada ke dua orang tuanya ,bahwa dia menolak penikahanya dengan lelaki yang di pilih oleh kedua orang tuanya,apapun resikonya,harus....harus,zakina sudah siap dengan segalah konsekwensi yang akan diterimanya.kemunkinan paling terburuk zakina akan terusir dari keluarganya,karena dia dianggap mempermalukan keluarga dan mencoreng napa baik keluargan, apa lagi dia adalah keluarga karaeng,keluarga yang terpandang di tengah masyarakat,keluarga yang memiliki kasta tertinggi dalam tatanan sosial  masyarakat bugis,sangat disegani. Pagi hari zakina menemui ke dua orang tuanya,matanya masih merah,akibat belum tidur sejak semalaman.dihadapan orang tuanya zakina mencoba membaranikan diri untuk bicara,dengan air matanya ,dengan wajah pucatnya zakina berkata. *****nanda minta ampun dari ujung kaki ayahanda sampai ujun rambut ,begitu juga bunda nanda minta ampun,dengan merangkak zakina menggapai kedua kaki orang tuanya.dengan suara terbatah -batah, zakina berucap. Ananda ...! ananda tidak bisa menerimah dan menjalai pernikahan ini,bukan maksud ananda mempermalukan ayahanda dan bunda,bukan .....bukan itu niat nanda! belum juga zakina menyelesaikan kalimat-kalimatnya,sebuah tamparan keras telah mampir di pipinya,tangan ayahnya telah membekas dipipinya,tangan itu kembali terayun untuk kedua kalinya,namun pelukan ibunya lebih dulu sampai kepadanya,dipelukan bundanya zakina meluapkan kesedihanya.telinga zakina se olah terpenuhi dengan kata kata yang mengandung bara api,dasar anak tak tahu balas budi,dasar anak tak tahu di untung,inikah balasan yang kau berikan kepada kedua orang tuamu setelah membesarkan kamu,inikah hasil yang telah kau dapat dari sekolahmu,masukkan dia dalam kamar ,dan jangan biarkan dia keluar dari rumah,kata ayahnya dengan murka, kalimat-kalimat itu ,seolah telah membuat dunianya kiamat seketika,kalimat-kalimat itu, se olah memberinya kehidupan bagai di neraka. Seharian mata zakina tidak kering dari air mata,seharian zakina belum menyentuh sebutuir pun makanan, zakina terus meratap,isak tangisnya di penuhi kesedihan.ketika malam kembali datang,zakina meraih hp yang ada dalam tasnya, di carinya nomor abdullah ,beberapa detik kemudian terdengarlah suaranya yang berbisik ,becampur dengan isak tangisnya. *****dul..! jika kamu masih ingin melihat aku, temui aku malam ini di terminal bus antar kota,1 jam kemudian,belum lagi ada jawaban dari laki-laki yang di ajak berbicara,zakina sudah of kan hp nya. lampu kamarnya di matikan , baju dan segala keperluanya telah berada dalam tas ranselnya, jendela kamar itupun di buka perlahan , sangat hati-hati,layaknya se orang maling yang hedak menyelinap , namun takut tuan rumah terbangun.1 jam kemudian sampailah zakina di terminal bus yang dimaksud,jarum jam sudah menunjuk anka 1 dinihari,di tempat itu,sosok lelaki dengan stiel jaketnya nampak duduk di atas motor bututnya,di bawah lampu penerangan ,sebatang rokok diselah bibirnya masih berasap, wajahnya nampak bingung,sekian tanya menggelayut di benaknya ,apa gerangan yang menyebabkan zakina mau ketemu dengan aku tengah malam begini? Apa gerangan yang terjadi dengan diri zakina ?belum juga lelaki itu menemukan jawaban atas semua pertanyaanya , tibah- tibah zakina muncul dari balik celah -celah mobil bus yang parkir, zakina menghampiri sosok lelaki yang tak lain adalah abdulla,tampa ba-bi-bu,dipeluknya abdullah ,di bahu abdullah, air mata zakina kembali tumpah untuk yang kesekian kalinya. Di tenagah malam yang dingin,justru abdulah merasa hangat sekujur tubuhnya terasa di basahi keringat,serasa ada aliran yang belum pernah dirasakan sebelumnya, mengalir di antara pembuluh darahnya,dan untuk sesaat suasana itu berlansung ,sebelum kedua tangan abdullah memegang pundak zakina,di tatapnya wajah itu seksama , mecoba mencari atahu apa sebenarnya yang terjadi dengan gadis yang ada di hadapanya. ****zakina ! kamu kenapa ?ada pa ini ?apa yang sedang terjadi ?kenapa kamu lari dari rumah? Bagaimana dengan kedua orang tuamu ? pertanyaan abdullah menagalir bagai air,tampa sadar.Zakina hanya menjawab;dul...!  aku kabur dari rumah,aku akan dinikahan dengan lelaki yang tidak kukenal,lelaki yang 10 tahun lebih tua dari aku. Abdullah; terus kamu mau kemana ? aku rasah ini bukan solusi terbaik buat kamu zakina. Mendengar abdullah berkata seperti itu, zakina mundur se lankah,tiba-tiba hatinya terasa kecut. Zakina ; aku juga tidak tahu dul , apakah keputusanku ini benar atau tidak, dan aku sediri tidak tahu mau kemana.zakina tertunduk , sebelum badangnya di balikkan ke arah mobil bus yang sebentar lagi akan berankat, zakina bekata ; maksih dul, mau menemui aku di sini,makasih.....!maaf telah merepotkanmu,dan memintamu telibat dalam masalahku,yang semestinya kamu tidak terlibat didalamya.munkin kalimat itu kurang pas untuk di unkapkan,namun zakina tidak sempat lagi berfikir jernih.tak dapat lagi di unkapkan satu -persatu dengan mendeteil tentang semua yang menimpanya.Lankah zakina terlihat pelan namun pasti, menuju mobil bus yang sebentar lagi berankat. Abdulla yang masih mematung berdiri di tempatnya semulah tidak tahu mesti berbuat apa? Di isapnya rokok di tanganya dalam-dalam ,bahagian dari dirinya yang lain tiba tiba seolah berbicara padanya; dul kamu memang bodoh , jika membiarkan cintamu pergi tampa kamu berbuat sesuatu, dul ,kamu ini orang yang penuh keragu-raguan, tak bisah menentukan sikap,hingga cinta yang selam ini kau nyatakan ,kau banggakan akan hilang begitu sajah, dia ada dalam renkuhanmu,cinta itu ,cinta itu dul ! tiba-tiba abdullah membuan puntung rokoknya,disusulnya zakina dengan lankah berlari, diraihnya tangan zakina ,dan di balikkanya tubuh gadis itu ,hingga dia saling berhadapan,ditariknya tangan itu,hingga tubuh gadis itu merapat kembali kedalam bahu abdullah. Zakina;aku tiadak akan pernah tegah membiarkan kamu pergi se orang diri,aku akan ikut bersamamu kemanapun kau pergi,karnah aku sayang sama kamu zakina,kata abdullah ke zakina dengan penuh keyakinan,zakina tersenyum .ada bias -bias sisah harapan yang muncul dalam hatinya,ada bias-bias cahaya cinta dari abdullah yang akan menopang kepedihanya. Setelah abdullah berbicara ke sopir bus,motor bututnya tak lupa di bawa serta ........ Bersambung....... Ini hanya fiksi Karaeng=keluarga ningrat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI