Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa terpisahkan dari manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam melakukan komunikasi, seorang tentu perlu memiliki etika berkomunikasi. Sebelumnya, apa sih arti dari Etika Komunikasi itu? Komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian informasi yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan. Sedangkan Etika adalah norma dan nilai moral dalam tindakan atau perilaku manusia. Jadi, Etika Komunikasi merupakan adab, norma, dan tingkah laku dalam melakukan komunikasi.
Dalam era digital saat ini, etika komunikasi massa tentunya sangat diperlukan. Tanpa adanya etika berkomunikasi di dalam dunia massa, seseorang akan bersikap sesukanya dan tidak akan merasa aman dan nyaman dalam berinteraksi antar sesama pengguna media digital.
Etika dalam Menggunakan Media Massa
Dalam menggunakan media massa, sesseorang tentu harus memiliki etika dalam berkomunikasi. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan menggunakan media massa:
1. Menggunakan Bahasa yang baik
Pengguna media sosial wajib berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang baik. Tidak hanya untuk yang memberikan informasi saja, tetapi penggunaan bahasa yang baik juga harus dilakukan oleh penerima informasi.
Pada bulan Juni lalu, sebuah komentar netizen di salah satu postingan instagram milik Atta Halilintar yang tengah mem-videokan anaknya sempat menghebohkan warga net.
Akun Instagram dengan username @/jodan22_cia menyebarkan ujaran kebencian melalui komentarnya pada Ameena Hanna Nur Atta yang merupakan anak dari dua selebritas Indonesia yaitu Atta Halilintar dan Aurelie Hermansyah.
Hal ini tentu membuat Atta Halilintar, Aurelie Hermansyah, dan keluarga keduanya geram. Bahkan tak sedikit dari netizen yang juga marah dengan komentar milik username @/jodan22_cia. Terlebih saat Atta Halilintar memposting screenshot-an komentar-komentar kebencian tersebut di instagramnya, membuat banyak teman selebritas dari sepasang suami-istri tersebut ikut mengetahui dan ikut merasa geram.
“Anak down syndrom yg gak bisa bersosialisasi ketakutan kalau ketemu teman sebaya bisa nya jago dikandang doank.” Ujar @/jodan22_cia dalam salah satu komentarnya.
Tak hanya satu, bahkan masih begitu banyak komentar ujaran kebencian lainnya yang dikirim oleh akun tersebut di beberapa postingan Instagram milik Ameena yang lainnya.
“Gak bisa apa2 plenga plengo anak oon.”
“Pintar apa nya anak down syndrom suara nya diedit2 dlu biar bisa apa2 sekolah di dlm rumah privat sama guru sekolah luar biasa SLB anak kebutuhan khusus biar gak idiot.”
Dan masih banyak komentar ujaran kebencian lainnya.
2. Kebenaran dan Akurasi
Penting dalam media massa untuk menyajikan dan menyampaikan informasi yang benar, akurat, dan dapat dipertanggung jawabkan. Karena menyebarkan berita palsu dan informasi yang tidak benar tentu dapat merugikan suatu individu atau kelompok.
Dalam kasus yang terjadi pada Ameena saat ini, akun instagram @/jodan22_cia tidak menerapkan poin kebenaran dan akurasi dalam menggunakan media massa. Dengan memfitnah dan menyebarkan informasi yang tidak benar seperti ucapannya dalam komentar yang mengatakan bahwa Ameena merupakan “Anak down syndrome”, “anak kebutuhan khusus”, “idiot”.
Hingga pada 14 Juni 2023, melalui akun Instagram miliki Atta Halilintar, terungkaplah wajah pemilik akun @/jodan22_cia dan sempat menghebohkan kembali warga net. Terlebih saat mengetahui bahwa pemilik akun yang telah memberikan ujaran kebencian melalui komentar tersebut pada Ameena, merupakan seorang guru dan juga istri dari seorang Abdi Negara.
Kini, akun Instagram @/jodan22_cia sudah di-non-aktifkan dan sang pemilik telah membuat pengakuan dan meminta maaf melalui video yang diposting di akun Instagram Atta Halilintar (@/attahalilintar)
3. Tanggung Jawab Sosial
Efek sosial juga harus diperhatikan ketika berkomunikasi dengan mengunakan media massa. Sangat penting untuk tidak menyebarkan komentar atau konten kebencian dan kekerasan.
Sebagai netizen yang pintar dan bijak, kita harus berusaha menyebarkan berita, informasi, konten, maupun komentar yang baik dan bermanfaat dalam media massa.
