Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Yulianis, Menantang Badai Seorang Diri

20 Maret 2013   08:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:29 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selalu muncul pribadi-pribadi istimewa memecah kebuntuan. Mereka datang dengan caranya sendiri, dengan keikhlasannya sendiri. Manakala orang lain saling menunggu dalam suasana yang aneh, sang pribadi istimewa tiba-tiba cetar membahana bagaikan meteor menerangi langit malam. Tak ada yang meminta RA. Kartini berjuang mendobrak tradisi yang amat merugikan kaumnya, kecuali keinginannya sendiri. Tak kurang banyaknya permintaan agar Sri Mulyani bersikap ‘keibuan’ memerangi korupsi yang membutakan negara ini, tapi ia memilih pergi sejauh-jauhnya.

Tanpa diduga-duga, muncul seorang Yulianis!
Luar biasa, Yulianis! Perempuan muda usia, membadai seorang diri. Tulisan-tulisannya di Kompasiana membuktikan kuatnya tekad itu. Bahwa ia telah menyederhanakan seluruh harapan hidupnya agar leluasa membeberkan segala yang diketahuinya. Beruntunglah kita, masyarakat luas yang mudah dibohongi ini, ada seorang Yulianis berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat. Kesaksiannya di Pengadilan Tipikor maupun keterangannya kepada Penyidik KPK adalah obor terang yang tak mungkin disalahartikan. Yulianis telah menunjuk hidung para penjarah uang rakyat itu, disertai bukti-bukti otentik. Tinggal menunggu ketegasan aparat hukum mencokok mereka!

Tinggal menunggu tindakan tegas aparat KPK.

Semoga Abraham Samad dan Bambang Wijoyanto memetik pelajaran dari keberanian dan komitmen tulus perempuan belia ini. Sesungguhnya pula apa yang diungkapkan Yulianis telah lama mengendap di KPK, sebab Nazaruddin pun sudah pernah menyampaikannya. Semoga kali ini KPK tergerak untuk menindaklanjutinya. Tidak sepatutnya Komisioner KPK yang dilindungi UU itu pura-pura bisu-tuli terhadap kesaksian penting. Sudah terlalu lama Ibu Pertiwi ini dilelahkan oleh praktek tebang-pilih penegakan hukum.

Kepada Yulianis, dari sudut negeri ini kamu ucapkan terimakasih. Keberanian Anda dan kejujuran Anda telah menjadi ilham bagi kami. Bahwa masih ada harapan. Suatu saat nanti....., suatu saat, negeri yang kita cintai ini akan terbebas dari cengkeraman mafia hukum. Dan bangsa kita yang telah lama terpuruk ini bangkit dengan segala kebesarannya!

Merdeka!!!!!!

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun