Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tomket dan Ular Kobra

26 Maret 2012   05:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:28 6109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_170938" align="aligncenter" width="300" caption="Pesawat Tempur Tomcat In Action! (google photo)"][/caption]

[caption id="attachment_170939" align="aligncenter" width="300" caption="Si Tomket, juga In Action (google photo) "]

13327537191209961798
13327537191209961798
[/caption]

Ada-ada saja pemberitaan di masyarakat kita ini. Tomket (bukan tomcat) katanya lebih berbisa daripada ularkobra. Apa benar begitu? Ah, ada-ada saja. Kita ini suka membesar-besarkan sesuatu. Ular kobra itu merupakan ular tropika palingberbisa, lho. Jangankan manusia, gajah pun bisa tewas dengan satu gigitan saja. Sedangkan tomket tidak menggigit, melainkan hanya mengeluarkan cairan berbisa yang mampu membuat iritasi pada kulit.

Dampaknya kira-kira sama dengan air kencing kecoa!

Lalu, darimana datangnya perbandingan dengan ular kobra itu? Mungkin hanya karang-karangan dokter saja untuk menimbulkan sensasi, supaya beritanya heboh. Karena itu jangan sekali-kali menelannya mentah-mentah, apalagi meremehkan ular kobra dengan menganggapnya sebagai ‘adik’ tomket. Tomket itu hanyalah serangga, sedangkan ular kobra adalah binatang berbisa tingkat satu, asli berkemampuan membunuh. Meskipun hanya 4 dari 10 kali gigitannya yang benar-benar mengandung bisa, namun binatang ini sama sekali tak sebanding dengan si tomket…..

Ada orang iritasi kulit, dibilangnya dikencingi tomket. Padahal kurap, kudis atau panu. Pemilik kulit tidak menjaga kebersihan sebagaimana mestinya. Kalau bekas kotoran serangga dibersihkan dengan benar menggunakan air, niscaya bekas-bekasnya akan hilang sama sekali.

Saya katakan ini karena saya sudah mengenal tomket sejak lama. Itu serangga kecil biasa saja, menghuni batang padi. Itu tidak apa-apa. Malahan serangga itu pernah masuk ke mata saya, ampuuunnnn…… perihnya. Sampai kelabakan mencari sumur untuk mecuci mata. Setelah muka dimasukkan kedalam ember, mata dikedip-kedipkan dalam air, niscaya perihnya akan hilang seketika.

Tetapi memang dalam jumlah besar saya belum pernah melihatnya, apalagi menyusup ke dalam rumah. Waspadalah, terutama anak kecil Anda. Mereka akan memekik-mekik tak karuan jika serangga itu masuk ke matanya. Kalau yang dimasukinya mata orangtua, itu tak apa-apa, itu baik untuk pengalaman.

Yang jelas tomket tidak se-berbahaya yang diberitakan orang.

Tenang saja!

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun