Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebaiknya Menkes Mundur!

23 Juni 2012   00:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:38 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

(Saya Tengkubintang, Kompasianer dari Sumatera, mempersembahkan tulisan ini dengan maksud baik. Perbedaan pendapat adalah hal biasa. Jika mengandalkan prinsip debat yang kondusif, sungguh bahwa perdebatan  itu melahirkan hikmah yang sangat mulia. Teriring salam khusus kepada Kompasianer di Makassar, yang jauh di mata dekat di hati )

Ada beberapa kemampuan manusia yang melekat bersamaan dengan penciptaanya ke dunia ini, sebagai sesuatu yang alamiah. Tanpa ada yang mengajari setiap makhluk mengetahuinya dan mahir melakukannya. Di antaranya adalah kemampuan bayi menyusu tepat setelah dilahirkan. Kemudian mengenali suara ibunya dan merasa tenteram di pelukannya. Lalu ia mulai bereaksi cemburu, tak boleh ada bayi lain mendekati ibunya. Setelah akil baliq ia mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Mengenal cinta, kasih sayang, nafsu birahi berikut tata-kramanya. Kesadaran itu semua berkembang secara naluriah. Tidak hanya manusia, bahkan hewan-hewan semacam musang dan kambing pun mengetahuinya!

Jadi, kalau ada remaja akil baliq mengaku tak tahu seks, tak tahu apa yang membuat manusia bisa hamil, maka ia patut dicurigai kurang waras atau sok berpura-pura. Untuk itu ia sebaiknya disarankan belajar kepada musang atau kambing. Lebih jauh lagi, jika ada menteri mengatakan bahwa perilaku seks remaja jaman sekarang telah menyerupai babi hutan sehingga perlu dikirimi berkontainer-kontainer kondom, itu lebih tolol lagi. Ditinjau dari sudut mana pun, pendapat ini mengandung kelemahan!

Terang-benderang program ini mengabaikan prinsip moral. Soal aids, penularannya tidak melulu melalui hubungan seksual, bahkan keberadaan penyakit itu pun masih kontroversial hingga sekarang, kuat dugaan isu aids hanyalah politik dagang. Soal mencegah kehamilan, banyak metode lainnya selain kondom, termasuk pil KB dan coitus-interruptus. Soal aborsi, yang paling banyak melakukannya adalah ibu-ibu pasangan usia subur yang gagal kontrasepsi, atau perempuan-perempuan murahan yang menghuni lembah hitam.

Bagaimana bisa sekolah-sekolah hendak dibanjiri dengan kondom?

Saya mau bertanya kepada para kompasianer, bagi yang kebetulan menjadi dosen atau guru SLTA atau SMP, untuk menjawab jujur pertanyaan ini. Berapa orang siswi di kelas Anda yang hamil setiap tahun? Apakah mencapai setengahnya? Sepertiganya, sepersepuluhnya, atau hanya insidentil saja? Kalau jawaban Anda hanya insidentil saja, sungguh tak relevan meletakkan kebijakan dengan memukul rata semuanya!

Yang kita butuhkan adalah mengurangi gembar-gembor mengenai seksual ini. Mengurangi survey-survey murahan, tulisak esek-esek, tayangan-tayangan media massa yang mengobral pornografi, semacam infotainment yang menjadikan isu seksual sebagai menu utama. Kutipan tuntunan Nabi: “Jangan membicarakan perilaku seksual secara terbuka, karena akan menimbulkan fitnah, lebih besar mudharatnya daripada manfaatnya…….”

Sebagai pengetahuan yang diajarkan langsung oleh Tuhan Semesta Alam, tak ada patokan pasti untuk mengukur kedalaman pemahaman seseorang mengenai masalah ini. Tak soal ia petani atau tuan tanah, buta huruf atau guru, kuli tambang atau dokter, semuanya bisa saling melampaui. Seorang tukang parkir bisa saja lebih dewasa pemahaman seksualnya dibandingkan dengan seorang professor. Karena itu saya tak ragu-ragu untuk mengatakan, banyak di antara pelajar SLTA sekarang ini, terdapat siswa/siswi yang lebih dewasa pemahaman seksualnya dibandingkan dengan Nafsiah Mboy, Menkes yang keblinger itu.

Semata-mata karena alasan itu, sudah semestinya Nafsiah Mboy meletakkan jabatan. Ia tak pantas menjadi seorang pejabat negara. Orang ini hanya tukang bikin gara-gara…

Selamat Pagi, Kompasiana!

*****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun