Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

JK Benar, Sesungguhnya Jokowi Belum Siap

26 Mei 2014   19:42 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:05 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namanya penilaian personal, siapa pun berhak menilai dan sah adanya, tergantung validitas bahan yang digunakan. Sebagaimana JK menilai Jokowi belum waktunya menjadi presiden dan karena itu berpotensi mendatangkan kehancuran bagi bangsa ini, saya pun meng-amininya. Adapun penilaian sebagian orang yang keukeuh mengusung Jokowi, saya anggap karena terjebak dalam ikatan primordialisme atau romantisme kepemimpinan merakyat yang sesungguhnya hanya utophia belaka. Kelak akan menyesalinya juga.

Berikut adalah tantangan realistis yang mesti dihadapi oleh Presiden Republik Indonesia. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, Presiden RI mesti menjalankan tugas ini dengan sebaik-baiknya, jika tidak maka kehancuran itu akan datang bertalu-talu seperti gelombang tsunami.

Ke dalam negeri, Presiden RI mesti mampu mengelola persatuan dan kesatuan bangsa meliputi ; ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, militer, agama, keamanan, dalam suatu harmoni kebangsaan yang bersendikan Pancasila. Gagal mengelola ipoleksosbudmilag ini bisa berakibat dis-integrasi bangsa. Tak kurang banyaknya potensi-potensi konflik terpendam dalam keberagaman bangsa ini. Belum lagi konflik horizontal, konflik vertikal, gerakan-gerakan separatis, terorisme dan fundamentalisme. Apakah Jokowi sudah punya pengalaman dan kemampuan menghela semua ini? Apakah pengalamannya sebagai Wako Solo dan Gubernur DKI sudah menunjukkan kredibilitas mumpuni? Bagi saya, belum sama sekali!

Ke luar negeri, Presiden RI mesti mampu melego-jangkar untuk memuluskan kepentingan RI di kancah dunia. Kemampuan berdiplomasi, kemampuan menyusun strategi dan siasat-menyiasati mutlak penting. Di masa lalu Presiden Suharto berpidato di depan Sidang FAO di Roma, menjadi penengah dalam Konflik Sarajevo, menjadi Ketua Gerakan Nob-Blok, bukanlah pencitraan semata-mata, melainkan memiliki relevansi dengan meningkatnya pengaruh Indonesia di kancah dunia. Lalu kemarin ini perundingan pasar bebas produk pertanian (NAFTA?) benar-benar merugikan pertanian Indonesia, suatu kegagalan akibat tumpulnya diplomasi. Apakah Jokowi sudah dapat dipercaya mengemban tugas ini? Apakah ucapan-ucapannya, buah pikirannya dan tingkah-lakunya, telah mencerminkan kemampuan itu? Bagi saya, masih sangat jauh.

Sedangkan Prabowo lebih siap, bagaimana pun. Sebagai Mantan Pangkostrad berpangkat Letjen, ia telah lama terlibat dalam mengelola persoalan-persoalan kebangsaan secara utuh dan komprehensif. Sebagai Jenderal, mereka menyusun strategi pertahanan dan keamanan layaknya bermain di papan catur. Semua Jenderal memahami potensi konflik dan telah ikut serta merajut kesatuan dan persatuan bangsa, yang memang merupaskan tugas pokoknya.

Mengimbas ke luar negeri, Prabowo pun memiliki kemampuan yang mumpuni. Ia memiliki pergaulan internasional yang baik. Pendidikannya menengahnya diselesaikan di Inggeris dan AS. Pendidikan militer lanjutan di AS. Pernah pula bermukin di Jordan. Menguasai 3 bahasa (Inggeris, Perancis dan Jerman). Prabowo terkenal pula sebagai kutu buku yang kelas wahid. Semua buku-buku penting di dunia ini telah dibacanya - barangkali Prabowo merupakan pembaca buku terbanyak di Indonesia saat ini.

Demikianlah isi tulisan ini.

Wallahu a'lam bissowab!

****

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun